Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2009

Seberapa Pantaskah ?

Tiada ucapan yang menyakitkan dari seorang ibu yang ada hanya untaian nasehat kebaikan Tiada pukulan yang merana dari seorang ibu yang ada hanya pelukan kasih sayang Yang terkandung dalam ucapan yang menyakitkan hanyalah untaian nasehat Yang termakna dalam pukulan yang merana hanyalah pelukan Sayang, Kau mengira Bahwa ucapan yang menyakitkan itu Adalah ibu mengutukmu Sayang, Kau mengira bahwa pukulan yang merana itu adalah ibu menyakitimu seberapa pantaskah engkau mengucapkan "Ibu sudah tak lagi sayang padaku !!" Seberapa pantaskah engkau berani mengucapkan kepada orang yang telah melahirkanmu.

Refleksi Bangsa Dalam Menyongsong 2010

Sudah tak dapat dipungkiri lagi, Bangsa Indonesia yang luas membentang dari Sabang hingga ke Merauke memiliki kekomplektivitasan berbagai masalah yang berbelit. Mulai dari masalah ekonomi yang carut marut, entah itu kasus korupsi ataupun maraknya skandal Bank Century yang belum selesai, hingga masalah moral yang terus menghinggapi bangsa ini. Apakah sekarang kita layaknya vaccum power ? Seolah-olah tiada pemerintah yang mau bertindak bagaimana menuntaskan masalah ini. Atau mungkin jika pemerintah bertindak bukannya menjernihkan masalah tapi kemudian mengeruhkan masalah. Di tahun 2009 akhir ini, masalah-masalah yang ada harus terselesaikan. Agar di tahun 2010 kita tidak terbebani masalah 2009 ditambah nantinya masalah 2010, dan diharapkan kita bisa merekonstruksi ulang bangsa ini dengan arsitek-arsitek yang kompeten di bidangnya. Masalah yang bermunculan juga semakin banyak. Ternyata tidak dari segi akhlak, ekonomi, ataupun moral sekalipun. Tapi, masalah ini muncul dari alam, yaitu b

CINTA DALAM ISLAM

Ketika perang Qadisiyyah meletus, Khalifah ‘Umar bin Khattab menulis surat kepada panglimanya, Sa‘ad bin Abi Waqqas, supaya menaklukkan Hilwan, sebuah propinsi di Irak. Maka dikirimlah 300 personel kavaleri di bawah komando Nadhlah bin Mu‘awiyah al-Ansari. Hari itu, setelah dengan mudah menguasai seluruh propinsi, mereka menyaksikan suatu kejadian luar biasa. Saat itu masuk waktu maghrib dan Nadhlah pun naik ke sebuah tempat yang agak tinggi di lereng bukit untuk mengumandangkan azan. Anehnya, setiapkali Nadhlah selesai mengumandangkan kalimat azannya, spontan terdengar suara seseorang menjawabnya. “Allahu akbar!” laung Nadhlah, “Kabbarta kabiran, ya Nadhlah!” sahut orang itu. “Asyhadu alla ilaha illa Allah” dijawab dengan “Kalimatul ikhlas, ya Nadhlah!”. Lalu ketika dilaungkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, suara misterius itu menyahut, “Huwa ad-dinu, wa huwa alladzi basysyarana bihi ‘Isa ibnu Maryam ‘alayhima as-salam, wa ‘ala ra’si ummatihi taqumu as-sa‘ah!” Nadhlah menyambu

Menuju Sebuah Peradaban Baru Islam di Indonesia

Saat ini, krisis sedang melanda bangsa-bangsa timur, krisis yang tak hanya beberapa waktu saja. Bangsa-bangsa timur yang mayoritasnya adalah penduduk muslim mengalami krisis berkepanjangan yang sangat kompleks. Mulai dari krisis ekonomi yang melemahkan pundi-pundi keuangan negara hingga krisis kepemimpinan. Komplektivitas krisis yang diderita oleh bangsa-bangsa di timur ini dimanfaatkan oleh bangsa Barat yang telah bangun dari tidur panjang mereka. Termasuk negara kita, Indonesia. Ideologi-ideologi sesat yang memasuki aqidah-aqidah setiap individu di masyarakat kita. Sekarang ini, Indonesia sudah seperti bangkai kerbau yang diperebutkan oleh burung-burung pemakan bangkai. Dalam buku yang ditulis oleh Hasan al-Banna, krisis yang menggerogoti kehidupan bangsa-bangsa timur tenyata sangat beragam. Dan kita tidak bisa untuk berpaling darinya. Kita harus mengobatinya. Secara politik, muslim indonesia ini telah terpecah belah dengan intrik-intrik kepartaian, sehingga muncul sikap fanatisme

Maafkanlah, Kau akan tenang

Saudaraku seiman, Perjuangan dalam islam memang sulit, waktu yang panjang, dan terjal. Walau bagaimanapun, jalan islam merupakan suatu tujuan. Oleh karena itu, ia membutuhkan pejuang-pejuang islam yang sabar dalam setiap kondisi yang menyakitkan baginya. Ia harus tetap menjalankan misi ini walau harus dikucilkan. Ditengah jalan, nanti akan dijumpai banyak celaan, cemoohan, yang terkadang membuat kita ciut untuk menjalaninya. Terkadang kesabaran pun ada batasnya. Oleh karena itu, disini kita diperingatkan oleh hikmah atau pelajaran dari kisah Nabi SAW yang sedang berdakwah di Thaif. Saat Nabi berdakwah dengan cara layyinan atau lemah lembut, tapi penduduk Thaif membalasnya dengan lemparan batu-batu dan kotoran unta. Misalkan, jika kita yang dilempari penduduk itu, apa yang akan kita lakukan ? Mungkin, kita akan marah dan akan mengadu kepada Allah agar segera mengadzab mereka. Begitupun malaikat yang tidak terima dengan perlakuan seperti itu. Malaikat itu meminta kepada nabi agar di

Lautan Cinta

Mengarungi lautan cinta Luas dan tak terjangkau Cakrawala kasih sayang Menjadi pembatas kebencian Jernihnya keharmonisan Segarnya kebersamaan Membuat semua makhluk rindu Dua orang duduk Diatas perahu mahabbah Tiada pertikaian Walaupun diguncang oleh ombak cemburu Tanpa ada debur ombak cemburu Lautan cinta tiada asyik Mengagumkan, Tapi arti cinta kosong Orang-orang berenang disana Seolah takkan pernah takut untuk tenggelam Karena, partikel-pertikel ukhuwwah yang akan menjaganya dan mengangkatnya kembali ke daratan Kini, lihatlah lautan cinta itu Kejernihannya berubah kotor Karena pengkhianatan Kesegarannya berubah asam Karena ketidakpedulian Lautan cinta telah terkotori Lautan cinta telah tercemar Oleh manusia yang tidak paham arti cinta itu. . .