Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2010

blog ini, curhatan penulis

sebenarnya saya sebagai penulis tetap ingin sekali blog ini saya dedikasikan untuk dakwah di jalan Allah,,, kalau seluruh sahabat memiliki amalan terbaik mereka, maka mereka masuk syurga karenya. Akan tetapi, apa yang bisa saya banggakan dari seorang yang bukan sama sekali seorang sahabat. Maka dari itu, inilah yang bisa saya dedikasikan untuk dakwah. ketika semua orang menguangkan seluruh blog mereka untuk kebutuhan perut mereka, maka blog ini tidak akan pernah saya KOMERSILKAN sedikitpun. Ini saya dedikasikan seluruhnya pada ALLAH, biarlah Dia yang menilai. Ya allah kalau ini memang bisa membuat saya masuk syurga, maka berkahilah blog ini. Ya allah, kemajuan teknologilah yang memaksa saya untuk menyebarkan dakwah dengan teknologi juga. Ya Allah permudahkanlah urusanku dan jangan kau persulit, sungguh ku berlindung dari adzabMu yang pedih Saya juga berterima kasih kepada Nabi yang telah banyak mengajari tentang islam kepada saya walau belum pernah bersua sekalipun. Saya

Akhlak, Pondasi Utama Dalam sebuah Kebangkitan Bangsa

Kita sering mengeluh tentang sebuah bangsa yang tidak pernah maju-maju. Atau mengeluh sebenarnya ada apa dengan bangsa ini. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, sebuah bangsa yang sangat dikagumi karena banyak mineral alam yang terkandung, tapi mengapa, bangsa ini tidak pernah mengenyam masa kejayaan. Yang ada hanya penjajahan, pemberontakan dan teroris. Tiada ada dalam kamus Indonesia ini semua hidup tentram dan damai. Kita para penghuni bangsa ini sangat ingin berharap munculnya sebuah peradaban bangsa dengan masyarakat madani. Oleh karenanya nanti muncul sebuah Negara yang madani juga. Dalam mencapai itu semua, kita membutuhkan 4 pilar yang semua itu ada bangunan utamanya yaitu : AKHLAK atau MORAL. Akhlak atau moral di bangsa ini sedang mengalami degradasi yang sangat drastis. Dan ini kembali ke zaman sebelum nabi Muhammad dilahirkan. Ketika Muhammad diutus menjadi seorang nabi dan rasul, beliau bersabda : sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak. Ini bisa kit

Menyelami Hakikat Kehidupan

Pernahkah kita tanya pada seorang nenek yang tua renta, sekitar 70 tahunan. Tanyalah padanya, bagaimana kehidupan yang dijalaninya ? Mungkin ia akan berkomentar : Hidup ini begitu singkat diluar dugaan dia ketika masih muda, ketika dia masih memegang prinsip muda foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk syurga. Tapi, begitu dia sudah beranjak tua, apakah dia berpikir sebagai prinsipnya ? tua kaya raya ? Takkan pernah ada yang berpikir seperti itu, kecuali orang-orang yang menganggap hidup ini masih panjang atau bahkan tidak percaya dengan kematian. Kehidupan yang dia jikalau kembali untuk diceritakan hanya cukup enam atau tujuh jam saja. Selama tujuh puluh tahun kehidupan hanya diringkas dalam seberapa jam saja yang tidak cukup dari separuh waktunya. Sekarang ini marilah kita renungkan kembali sebenarnya hakikat kita dilahirkan oleh allah itu untuk apa ? Kita ini adalah makhluk yang lura biasa sekali sehingga malaikat pun hormat pada kedudukan kita. Allah menciptakan kita adalah untuk m

Lagi-lagi Absensi…

Dalam setiap kegatan yang kita lakukan, tidak luput dari yang namanya absensi atau monitoring. Setiap hari seorang PNS harus masuk kerja untuk absen (baca: ngisi absen) agar gajinya tidak dipotong. Mahasiswa ataupun murid harus mengisi absen agar tidak di-DO(Drop out). Begitu para pekerja, agar tidak dipecat. Hampir semua orang begitu mendengar kata-kata absen langsung merinding. Mereka takut, maka dari itu mereka absen. Absen sudah menjadi sebuah momok yang menakutkan bagi kita. Entah sadar ataukah tidak. Fenomena ini sudah menjamur begitu dalam di setiap individu manusia Indonesia. Begitu mendengar nama absensi, ada saja reaksi mereka, jika orang yang taat, masak dari kemarin absensii…. Terus,, bosen gw. Namun ada juga yang acuh seolah tak ada apa-apa, ah absensi biarin aja, males gw nanggepinnya, paling-paling entar hukumannya juga sama kayak kemaren. Mungkin orang-orang yang benci dengan yang namanya absensi adalah karena mereka selalu dimonitori oleh orang lain. Coba, kalau di rum

Kisah sedih seorang pelajar

Sebenarnya ini udah gue alami sejak dari tahun-tahun lalu gue belajar. Dan sejujurnya, gue nih emang pertama ga pandai-pandai amat dalam masalah ngelawak. Yah, elu tahu sendirilah, kenapa gue harus senantiasa selalu serius. Gue hidup di dalam kungkungan pondok kurang lebih selama setengah lusin tahun, atau lo baca aja enam tahun gitulah biar mudah. Selama gue belajar di pondok ntu, gue masih belum mendapatkan apa-apa ketika disitu. Gue ga tahu apa yang dipelajari ma gue, gue ga tahu apa yang diucapain ma ustadz gue. Lagian gue sendiri yang bingung, kenapa sih indonesia selalu mencoba-coba para murid-murid kesayangannya itu dengan mencoba mengganti seluruh sistematis pembelajarannya. Mulai dari yang namanya kurikulum ’94-lah, kurikulum ’95, ampe yang dimanakan sekarang dengan KTSP. Yah, awalnya gue mencoban menyadari bahwa hidup di indonesia itu tidaklah semudah dengan hidup di luar negeri. Pendidikan disana cenderung lebih murah, ga banyak yang sering ganti kurikulum yang dimana-mana,

Jejak-Jejak Para Pembelajar

Pembelajar adalah orang-orang yang menceburkan diri mereka kedalam sungai yang agung. Mereka bukan hanya terbatas pada siswa, murid, mahasiswa ataupun dosen sekalipun. Para pembelajar adalah orang-orang yang ingin mengambil hikmah dari setiap kesalahan yang mereka lakukan pada masa lalu. Dan mereka tidak sama sekali menghapusnya dari ingatan dan mengutukinya begitu saja. Mungkin kita memandang bahwa para pembelajar adalah orang yang agung yang agung. Itu memang benar, tapi kebenaran itu tidaklah absolute. Mereka juga manusia, pernah melakukan kesalahan yang besar sekalipun. Akan tetapi, kesalahan itu tertutupi oleh banyaknya kebaikan mereka. “Dan ikutilah keburukanmu dengan kebaikanmu.” Akan tetapi, lihatlah hasil dari orang-orang para pembelajar. Mereka mampu menciptakan suatu hasil yang beda dari yang lain. Hasil inilah yang nantinya setiap orang mengikuti apa yang mereka lakukan ini. Dan hasil ini atau bisa kita sebut jejak-jejak para pembelajar. Maka benarlah jikalau ada yang men

Gejolak Peradaban

Menikmati demokrasi dalam suatu negara yang makmur dan berkecukupan dalam mengembangkan ide-ide besarnya tidaklah luput dari peran rakyatnya. Demokrasi yang benar-benar berkeadilan dan sanggup mensejahterakan rakyatnya dari ketidakpercayaan mereka terhadap pemerintah pada masa orde baru, dimana mereka hanya menjadi budak presiden. Mereka hanya mampu mendengarkan perintah saja, tak dapat menyuarakan aspirasi dari harti nurani mereka. Hadirnya demokrasi tiada lain adalah suatu gagasan yang terbesit dalam setiap manusia yang bukan hanya ingin mendengar, tapi juga memberikan aspirasi. Bersitan itulah yang akan menimbulkan suatu ledakan besar yang disebut dengan gejolak. Gejolak hanya memiliki rasa keinginan, tidak akan memberikan suatu keistimewaan yang berarti, artinya gejolak tadi cukup menjadi isapan jempol belaka dari seorang pecundang sejati. Akan tetapi, gejolak yang memiliki rasa keharusan meledakkan ide yang terbesit dalam pikiran, maka akan menimbulkan suatu ledakan besar dari