Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Koneksi Kebersihan Dengan Keimanan

الطهور شطر الإيمان   Kebersihan sebagian dari iman (HR.Muslim) Dalam beberapa hadits tentang kebersihan yang mengaitkan dengan keimanan, saya selalu bertanya-tanya, “dimana letak keimanan dari orang-orang yang selalu menjaga kebersihan?” Itulah yang selalu saya tanyakan didalam hati. Lama merenung tentang pertanyaan diatas, tadi pagi (Rabu, 15 Februari 2017) ketika membantu santri-santri dalam lomba kebersihan antar kamar tiba-tiba muncul sebuah jawaban akan pertanyaan tersebut. Akhirnya, terjawab sudah. Kebersihan, kenapa Rasul .SAW sampai bersabda sedemikian? Kenapa Rasul .SAW memasukkan kebersihan bagian dari keimanan? Sebegitu pentingkah dampak kebersihan terhadap keimanan kita? Ternyata jawabannya adalah ada, ada dampak keimanan jika kita bisa menjaga kebersihan dan ada dampak keimanan jika kita tidak bisa menjaga kebersihan. Inilah kenapa sampai Rasul .SAW segitunya menyebut “Kebersihan sebagian dari keimanan”. Ketahuilah kawan, marilah kita jujur... Bag

Yuk Nderes!

Qaulnya sahabat 'Utsman bin Affan tentang al Qur'an : "Sekiranya hati kita bersih, tentu tidak akan pernah kenyang membaca al Qur'an" . Bersihkan hati untuk mendapatkan ketenangan dalam berkomunikasi dengan kalamNya. SuratNya hanya mampu direnungi oleh hati-hati yang bersih. "Dan apabila dibacakan al Qur'an, bergetarlah hati seorang mukmin" . Gunung, jika ia menerima kalamNya bisa luluh lantak karena dahsyatnya kalam tersebut. Seharusnya hati manusia juga akan bergetar jika dibacakan kalamNya. Atau mungkin, hatinya manusia lebih keras dan tinggi daripada gunung?

Tuhanmu, Raja Pengampun

Rihlah Keluarga di Lawang Sewu, Semarang   قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) Alkisah, ada seorang pembunuh yang sudah membunuh sekitar 99 orang yang ingin bertaubat. Kemudian ia bertanya siapa yang paling tahu tentang agama di dunia ini. Ditunjukkanlah ia kepada seorang ahli ibadah. Dia bertanya kepada ahli ibadah perihal keinginan taubatnya, akankah diterima taubatnya? Namun ahli ibadah tersebut mengatakan kalau taubatnya tidak bisa diterima lantaran besarnya dosa yang sudah dia lakukan. Mendengar ucapan ahli ibadah tersebut, marahlah ia dan membunuh ahli ibadah. Genaplah sudah dia melakukan pembunuhan di muka bumi ini. Tapi keinginan untuk bertaubat sangat tinggi. Dicarilah kembali seseorang yang bisa mengatasi kegundahannya. Bertemulah ia dengan seorang ‘ulama. Dan menanyakan kegundahannya. Berkatalah ‘ulama tersebut, ”sia