Skip to main content

Koneksi Kebersihan Dengan Keimanan

الطهور شطر الإيمان  
Kebersihan sebagian dari iman (HR.Muslim)

Dalam beberapa hadits tentang kebersihan yang mengaitkan dengan keimanan, saya selalu bertanya-tanya, “dimana letak keimanan dari orang-orang yang selalu menjaga kebersihan?” Itulah yang selalu saya tanyakan didalam hati.

Lama merenung tentang pertanyaan diatas, tadi pagi (Rabu, 15 Februari 2017) ketika membantu santri-santri dalam lomba kebersihan antar kamar tiba-tiba muncul sebuah jawaban akan pertanyaan tersebut. Akhirnya, terjawab sudah.

Kebersihan, kenapa Rasul .SAW sampai bersabda sedemikian? Kenapa Rasul .SAW memasukkan kebersihan bagian dari keimanan? Sebegitu pentingkah dampak kebersihan terhadap keimanan kita? Ternyata jawabannya adalah ada, ada dampak keimanan jika kita bisa menjaga kebersihan dan ada dampak keimanan jika kita tidak bisa menjaga kebersihan. Inilah kenapa sampai Rasul .SAW segitunya menyebut “Kebersihan sebagian dari keimanan”.

Ketahuilah kawan, marilah kita jujur...

Bagaimana rasanya sholat kita ketika seandainya setiap sebelum sholat 5 waktu kita mandi? Ada rasa ‘nyes-nyes’nya gitu. Ada ghiroh atau semangat yang kembali teralirkan kedalam tubuh ketika sebelum sholat itu kita mandi dulu. Ketika kita mandi, tubuh kita teraliri suatu semangat keimanan untuk terus dan terus beribadah ke Allah.

Bagaimana rasanya jika rumah/kamar/ruangan kerja kita bersih? Pastinya, mau ibadah khusu’, mau tilawah nyaman, mau sholat sunnah yang lainnya tidak khawatir akan najis. Maka jika rumah kita terus bersih, maka secara otomatis kita bisa menambah semangat keimanan. Itu efeknya dari kebersihan lingkungan dan tubuh.

Orang yang mau beribadah, pasti dia berusaha menjauhi hal-hal yang bisa membuatnya najis. Berbeda dengan orang yang tak pernah menjaga kebersihan, apalagi malas untuk bersih. Orang-orang yang seperti itu, akan menjauhi hal-hal yang bisa menambah semangat kerjanya, apalagi semangat beribadah kepada Allah.

Bukankah tempatnya syetan itu berada pada rumah/kamar/ruangan kerja yang kotor? Maka pantaslah jika orang yang tak menjaga kebersihan, sudah pasti akan malas untuk beribadah. Jika sudah malas beribadah, maka sudah dipastikan iman kita akan turun. Bagaimana ia mau beribadah kepada tuhannya jika disekelilingnya banyak kotoran,najis dan sampah? Ini efek dari orang yang tak menjaga kebersihan, iman mereka turun.

Iman ini seperti HP, dia butuh charger untuk dapat terisi kembali. Dan charger dari iman adalah kebersihan, ibadah wajib, dan ibadah sunnah lainnya. Dan pangkal semangat jiwa untuk senantiasa mampu beribadah dengan khusu’ dan tenang tanpa khawatir najis dapat menempel di tubuhnya adalah dengan menjaga kebersihan.

Kalau kita bikin grafik urutan bahwa “Kebersihan sebagian dari keimanan” adalah seperti berikut :
Bersih à semangat beribadah à ibadah makin sering dan banyak à iman meningkat/naik
Kotor à malas beribadah à ibadah makin jarang dan sedikit à iman turun

Jadi, yuk dijaga kebersihan diri dan lingkungan. Agar kebaikan itu dapat mudah tersebar. Karena kebersihan adalah bibit untuk menyebarnya kebaikan.

Terakhir, saya ingin mengutip satu hadits nabi yang masyhur di telinga kita...
إن الله جميل ويحب الجمال

“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan”

Wallahu a’lam bishshowab

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri.

Prinsip 2 # Seri Ushul 'Isyrin

"Al-Quran yang mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta'asuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah suci melalui rijalul hadits (perawi hadits) yang terpercaya." Pasal yang kedua ini, Ustadz Hasan al-Banna memberikan tentang landasan berpikir manusia. Memberikan landasan tentang kesempurnaan Islam. Setelah kita memahami kesempurnaan Islam, maka seyogyanya kita juga harus memahami landasan kenapa kita harus sempurna islam kita. Karena sesungguhnya, dua kitab itulah yang menjadikan Islam ini jauh lebih sempurna ketimbang agama yang lainnya. Ajarannya yang suci tidak lepas dari peran kedua kitab ini. Kitab ini juga yang menjadi wasiat Rasulullah ketika akan meninggal. Adakah yang lebih berharga daripada al-Quran dan as-Sunnah ketika rasulullah wafat ? Allah berfirman dalam surat an-Nisa : 59