Skip to main content

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya"

Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah.

Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditanamkan Allah dalam hati hamba-Nya. Dalam firmannya bahwa orang-orang mukmin senantiasa beruntung, Qad aflahal Mukminun,sungguh beruntunglah orang-orang mukmin. Dalam ali-Imron ayat 164 : (لقد منّ الله على المؤ منين) sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin.

Orang-orang mukmin adalah orang-orang yang pertama kali memegang beban amanah yang terberat ini. Orang-orang mukmin adalah orang yang senantiasa paling banyak mendapatkan cacian, hinaan dan makian, Ya ayyuhal ladzina aamanu ishbiru wa shoobiru wa robithu....Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkan kesabaranmu dan dan tetaplah bersiap siaga. Orang-orang mukmin adalah orang yang senatiasa disebut ketika ada ayat-ayat Allah yang berisi perintah. Ya ayyuhal ladziina aamanu kutiba 'alaikumu ash-shiyam.... Adalah kewajiban berpuasa, siapa yang disebut Allah dalam al-Quran tersebut ?? Aamanu... Orang-orang yang beriman.Ya ayyuhal ladziina aamanu qu anfusakum wa ahlikum naara... Adalah perhatian Allah terhadap orang-orang mukmin agar dia menjaga dirinya dan keluarganya dari neraka. Maka sungguh, adalah sebuah kenikmatan bagi orang-orang yang beriman. Orang-orang beriman dengan keimanan yang sangat tulus.

Iman yang tulus akan membawa kepada cara pelaksanaan ibadah yang benar, dan memiliki kesungguhan dalam beribadah. Orang-orang yang beriman tidak cukup berhenti dengan pelaksanaan ibadah yang benar. Kesungguhan dalam beribadah juga mempengaruhi dirinya untuk senantiasa meng-up gread iman mereka, karena sesungguhnya keimanan mereka tidak akan bertambah kecuali dengan kesungguhan dalam beribadah. Mereka selalu yakin dengan muraqabatullah (merasa diawasi oleh Allah), ma'iyatullah (merasa senantiasa bersama Allah). Sifat inilah yang kemudian membawa mereka kepada ketakutan akan kekuatan yang lebih besar dari semesta ini. Dan ketakutan terhadap kekuatan yang lebih besar ini memotivasi dirinya untuk bermujahadah.

Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya. Ilham yang didapat dari suatu amalan atau mimpi tidak bisa dijadikan suatu landasan untuk hukum-hukum syariat. Ia bukanlah bersifat tertulis. Firasat manusia terkadang meleset dari apa yang diperkirakan. Maka dari ini, ia tidak bisa dijadikan landasan hukum syariat. Terkadang juga lintasan perasaan hanya akan membawa kepada kesesatan karena mereka hanya mengandalkan perasaan saja. Namun, ada beberapa dari orang-orang yang dikehendaki oleh Allah ketika mereka berfirasat, firasatnya itu 99% bisa benar. Dan itu hanya beberapa saja dari manusia.

Pembahasan ini sebenarnya masih sangat luas. Said Hawwa dalam bukunya mengatakan bahwa mengomentari pasal ketiga, ketujuh, kedelapan, ketiga belas, keempat belas dan kelima belas tidaklah cukup sekilas saja.


Wallahu a'lam

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri.

Prinsip 2 # Seri Ushul 'Isyrin

"Al-Quran yang mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta'asuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah suci melalui rijalul hadits (perawi hadits) yang terpercaya." Pasal yang kedua ini, Ustadz Hasan al-Banna memberikan tentang landasan berpikir manusia. Memberikan landasan tentang kesempurnaan Islam. Setelah kita memahami kesempurnaan Islam, maka seyogyanya kita juga harus memahami landasan kenapa kita harus sempurna islam kita. Karena sesungguhnya, dua kitab itulah yang menjadikan Islam ini jauh lebih sempurna ketimbang agama yang lainnya. Ajarannya yang suci tidak lepas dari peran kedua kitab ini. Kitab ini juga yang menjadi wasiat Rasulullah ketika akan meninggal. Adakah yang lebih berharga daripada al-Quran dan as-Sunnah ketika rasulullah wafat ? Allah berfirman dalam surat an-Nisa : 59