Skip to main content

Mimpi atau Angan-Angan

Sejenak kita berfikir. Apakah perbedaan dari mimpi dan angan - angan. Kedua kata terlintas memiliki kemuripan makna. Sangat mirip sekali. Bagai pinang dibelah dua. Banyak orang mungkin berpendapat : Mimpi itu angan - angan dan angan - angan itu adalah mimpi. Dan banyak orang yang terjebak oleh kedua kata itu. Dengan salah satu dari mereka, kita bisa terperosok jauh ketinggalan zaman.

Mungkin, saya sedikit memaparkan apa itu mimpi dan apa itu angan - angan. Dan mudah - mudahan kita tidak terperosok oleh salah satu keduanya. Tadi, saya sempat membaca dari buku karangan ust.Anis Matta yang berjudul : MENCARI PAHLAWAN INDONESIA. Beliau menerangkan perbedaan mendasar dari mimpi dan angan - angan. Apa itu mimpi ? Dan apa itu angan - angan ?

Dalam bukunya, beliau menjelaskan bahwa mimpi itu memiliki basis rasionalitas, struktur dan susunan yang solid. Terbangun dari proses perenungan yang panjang dan mendalam. Terbentuk dari pengalaman - pengalaman hidup yang terhayati dalam jiwa dan terolah dalam pikiran. Karena faktor - faktor pembentuk mimpi ini begitu kuat mengakar dalam kepribadian kita, maka mimpi biasanya tervisualisasikan secara sangat jelas.

akan tetapi, angan - angan tidak mempunyai basis rasionalitas dan karenanya tidak terstruktur dan tidak tersusun secara solid. Dan lebih banyak lahir dari siakp melankolik. Dan sering juga merupakan penghibur dari kegagalan hidup. Mimpi adalah cara membangunsebuah realita. Dan angan - angan cara memanipulasi realitas. Mimpi bersifat realistis, angan - angan tidak terbangun dari realitas

wallahu a'lam bi showwab

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri.

Prinsip 2 # Seri Ushul 'Isyrin

"Al-Quran yang mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta'asuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah suci melalui rijalul hadits (perawi hadits) yang terpercaya." Pasal yang kedua ini, Ustadz Hasan al-Banna memberikan tentang landasan berpikir manusia. Memberikan landasan tentang kesempurnaan Islam. Setelah kita memahami kesempurnaan Islam, maka seyogyanya kita juga harus memahami landasan kenapa kita harus sempurna islam kita. Karena sesungguhnya, dua kitab itulah yang menjadikan Islam ini jauh lebih sempurna ketimbang agama yang lainnya. Ajarannya yang suci tidak lepas dari peran kedua kitab ini. Kitab ini juga yang menjadi wasiat Rasulullah ketika akan meninggal. Adakah yang lebih berharga daripada al-Quran dan as-Sunnah ketika rasulullah wafat ? Allah berfirman dalam surat an-Nisa : 59