Skip to main content

Nasehat almarhum Ust. Rahmat Abdullah

Nasehat dari almarhum ust. Rahmat Abdullah yang pernah saya dengar dan saya lihat dari salah satu film dokumenter yang berjudul "SANG MUROBBI" adalah : 2 hal yang harus diingat dan 2 hal yang harus dilupakan. Mudah - mudahan ini berguna bagi kita semua.

Nah, 2 hal yang harus dingat itu adalah : " Kejelekan yang kita lakukan terhadap orang lain". Mengapa kita harus mengingat hal tersebut ? karena kita tahu bahwa suatu saat nanti kejelekan yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan. Jika kita ini termasu orang yang ahli ibadah, tapi sering mengolok-olok teman kita, maka jangan harap kita bisa masuk kedalam syurga-Nya. Dulu di zaman nabi pernah ada seorang ahli ibadah yang suka menyakiti hati tetangganya. Apa kata nabi ? Dia adalah penghuni neraka. Astaghfirullah. Masihkah kita ingin melupakan kejelekan yang kita lakukan terhadap orang lain ? Kita patut bertanya dalam hati kita, kejelekan apa yang pernah kita lakukan pada teman kita, saudara kita, atau pada kedua orang tua kita ?

Hal yang kedua adalah : " Kebaikan yang dilakukan orang lain terhadap kita ". Seperti kata pepatah ; Air susu dibalas dengan air tuba. Jangan sampai kita melakukan hal seperti itu. Pantaskah kita melakukan sebuah kejelekan jika dia memberikan kepada kita sebuah kebaikan ?

Adapun 2 hal yang harus dilupakan adalah : " Kejelekan yang orang lakukan terhadap kita ". Artinya, kita ikhlaskan saja semua perlakuan buruk yang dilakukan orang lain terhadap kita. Buat apa mengingat semua perbuatan buruk yang dilakukan orang lain terhadap kita, Jika itu akan membuat diri kita sempit. Dan seolah - olah kita ingin balas dendam. Akibatnya, seluruh akifitas menjadi tidak efektif, dalam beribadah sekalipun juga tidak tenang. Dengan kita ikhlaskan, maka seluruh beban yang ada dalam diri kita akan hilag da hidup kita tenang.

Hal yang kedua yaitu : " Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain". Hilangan sifat ini, karena akan menyebabkan kita riya'. Dan bahaya dari riya adalah membakar seluruh amalan - amalan terbaik kita. Semua amalan terbaik kita akan hancur. Sudah capek - capek, hancur daam sepersekian detik. Maukah kita seperti itu ? So, banggaalah dihadapan tuhan yang menciptakan kita. Kita punya amalan yang berbeda. Apa salahnya jika kita mengingatnya untuk memotivasi diri kita ?

waallahu a'lam bisshowab

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda