Skip to main content

Pemuda, Roh Bangsa

Masih teringat tentunya dalam memori sejarah, para pemuda mengukir nilai keemasan pada tanggal 28 oktober 2009. Para pemuda bersatu untuk bersumpah dalam pembangunan bangsa. Dari seluruh nusantara, pemuda berkumpul merumuskan suatu solusi dalam pemecahan masalah yang diderita bangsa ini. Semangat yang menggebu - gebu pemuda yang kritis akan kemerdekaan bangsa dan pemersatuan bangsa tercoret dalam lembaran sejarah yaitu SUMPAH PEMUDA. Sumpahnya yang menggelora menginginkan bersatunya negeri ini.

Tahukah kita ? Jika pelopor utama dalam kebangkitan negeri dan bangsa ini adalah pemuda ? Mungkin tidak hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia. Sejarah - sejarah dunia telah menuliskan riwayat mereka. Alexander The Great, memimpin Romawi pada umur 20 tahun. Kekeisarannya hampir menguasai separuh dunia. Bahkan, ia lebih hebat dari ayahnya. Joan of Arc, seorang perempuan dari tanah Prancis sanggup menjadi panglima perang pada usia 17 tahun. Issac Newton, pada umur 18 tahun masuk universitas Cambridge. Dan sekitar umurnya 21 - 27 tahun, dia sanggup meletakkan dasar - dasar teori ilmu pengetahuan. Usamah bin Zaid diutus menjadi panglima perang juga pada umur 17 tahun. Pembunuh Abu Jahal pada perang Badar adalah seorang pemuda yang awalnya dilarang oleh Rasulullah untuk berperang. Dalam negeri, ada soekarno, pada umur 20-an, ia sudah menjadi tokoh penting dalam PNI. Ada juga ormas dalam negeri yang pertama berdiri yaitu perkumpulan BOEDI OETOMO. Sejarah menyebutkan bahwa pemuda selalu memegang peranan penting ketika terjadi momen - momen penting. Dan hal yang membuat peran pemuda begitu penting adalah keberadaan mereka mengisyaratkan adanya jiwa perubahan. " Bangsa ini masih hidup selama di negerinya ada pemuda ". Gejolak inilah yang seringkali membawa pergolakan peradaban.

Masih ingatkah dalam memori kita, Proklamator bangsa Indonesia kita, Soekarno pernah berkata dengan lantang : " Berikan aku 100 pemuda. Maka aku akan mengubah bangsa ini ". Ini sangat jelas roh yang dalam seorang pemuda sangat diharapkan oleh bangsa yang sedang tertatih - tatih. Rasulullah bersabda : " Allah akan mengutus sekelompok orang kepada umat ini setiap 100 tahun untuk memperbaharui(memurnikan kembali) urusan agamanya." Apakah kita menyadari, kalau kita adalah umat yang telah diutus itu ? Dan kita adalah yang akan membangun bangsa ini. Dan kita akan meneruska estafeta pemuda pergerakan kemerdekaan bangsa. Janganlah kita merasa bahwa kita tidak punya andil dalam pemecahan masalah dalam negeri ini. Harapan untuk bangkit masih ada. Harapan untuk benar - benar merdeka masih ada. Selama kita berdoa dan berjuang.

Tapi, wahai kawan - kawanku sekalian. Yang akan menguasai negeri ini dan memperbaharui bangsa ini tidaklah asal pemuda. Dia juga harus punya bekal ke depan dan karakter yang mendukung untuk berhasil. Dan inilah kesempatan kita untuk fastabiqul khairaat. Marilah kita tunjukkan taring kita dalam kancah dunia.

Marilah kawan - kawan kita saling bekerjasama untuk terciptanya suatu bangsa yang madani, sejahtera, dan benar - benar merdeka seutuhnya. Mungkin inilah yang terakhir dari penulis.Ini adalah tangisan penulis tentang betapa bangsa ini telah sudah berada diambang kehancuran. Bangsa ini adalah tubuh tanpa roh. Dan pemuda itulah roh dari tubuh bangsa ini.Waallahu a'lam bishowab.

Wassalamualaikum

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda