Skip to main content

Syair – Syair Kemenangan

Dan Allah telah berjanji kepada orang – orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal – amal sholeh. Bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang – orang yang sebelum mereka berkuasa . . . “


Dalam surat An – Nur ayat 55, Allah berjanji akan memberikan sebuah kemenangan kepada orang -orang yang beriman. Lalu apa sangkut pautnya dengan syair – syair kemenangan ? Sadarkah kita kalau ternyata kita memiliki sebuah syair penggugah semangat. Syair yang seriap hari dikumandangkan oleh para muadzin di seluruh belahan dunia manapun. Apa syair tersebut ?

Adzan. Ya, Syair itu adalah adzan.


Sungguh indah bukan ? Sebenarnya kenapa adzan dinamakan syair kemenangan ? Dalam syair tersebut terdapat lafadz “ Hayya 'alaa falaah”. Apa artinya ? Bukankah, marilah kita meraih kemenangan ? Lantas, mengapa umat islam masih belum dimenangkan oleh Allah ? Padahal kita semua mengumandangkan seriap hari ?


Saudaraku sekalian, ketahuilah untuk mendapatkan sebuah kemenangan tidaklah mudah. Kita harus berusaha. Tanpa ada kerja keras, tidak ada istilah perang badar. Dan tidak ada istilah perang – perang yang lainnya. Sebenarnya, Allah bisa saja memenangkannya langsung. Tapi, Dia ingin melihat kapasitas keimanan hamba – Nya. Maka dari itu, berusaha sebelum mendapatkan jalan kemenangan. Usaha dulu baru kita tawakkal. Kemenangan tidak di akhir.tapi dibelakang. Ya, berusah adalah salah astu syarat dari kemenangan.


Tapi, syarat sesungguhnya terlatak pada 3 pokok. Dan syarat ini meruntut dari lafadz adzan yang kita kumandangkan. Dan syarat – syarat itu adalah :


1.Iman.


Pada lafadfz awal terdapat “asyhadu alla ilaha illa allah” dan “asyhadu nna muhammadar rasulullah”. Ini adalah salah satu gerbang menuju islam yaitu syahadat ila Allah dan syahadat rasul.Setelah kita yakin dengan Allah dan Rasul – Nya. Maka harus dibuktikan dengan syarat yang kedua.


2.Amal sholeh


Hayya 'alaa sholah . . . Marilah kita melakukan shalat. Hal ini jangan dilihat secara subyektif akan tetapi lihatlah secara obyektif. Mungkin Allah menutuh buakn hanya untuk shalat. Akan tetapi, seluruh amal shaleh. Jadi, Kalau artinaya secara luas adalah : marilah kita melakukan amal sholeh. Dan tahapan terakhir adalah :


3.Jangan syirik


La ilaha illa allah . . . Tiada tuhan selain Allah. Syirik itu bisa membakar seluruh amalan yang pernah kita lakukan. Jika kita sudah syirik, maka jangan harap untuk memperoleh kemenangan mudah dari Allah. Karena setiap kemangan itu datangnya dari Allah. Umat islam tidak akan menang dalam perang badar, tapi karena tauhid mereka terhadap Allah tinggi. Maka Allah menyelamatkan mereka dari kekalahan.



Waallahu a'lam bis showwab.


Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda