Pengorbanan(tadhhiyah) dalam menegakkan syariat islam memang dibutuhkan. Tanpa pengorbanan tidak akan ada suatu kemenangan. No pain, No gain. Orang yang siap berkorban untuk islam sangatlah susah. Dan sangat jarang ditemukan. Kita lihat saja, Nabi Ibrahim yang ketika itu dia mendapatkan wahyu untuk menyembelih anaknya. Padahal, itu adalah anaknya yang pertama. Bagaimana perasaan seorang orang tua jika dia baru saja dikarunia seorang anak dan kemudian Allah menyuruhnya untuk menyembelihnya. Perasaan orang tua pasti bergejolak. Awalnya, Nabi Ibrahim sangat bingung, belum lagi bagaimana perasaan seorang ibu saat itu. Tapi, apa jawab seorang anak itu ? Ya Abi, kalau itu perintah Allah, maka aku tidak meragukanNya lagi. Dan saya siap untuk itu. Seketika itu, Nabi Ibrahim tersentak kaget dan kemudian ia membawa anaknya ke sebuah
Saat-saat yang mendebarkan bagi Nabi Ibrahim waktu itu, ketika akan menaruh belati atau pisaunya di leher anaknya, muncul iblis yang mengganggu, wahai ibrahim, itu anakmu sendiri. Apa kau tidak merasa kasihan terhadap anakmu. Setelah kau menanti-nanti hadirnya seorang anak dalam hidup. Eh, sekarang kau malah ingin menyembelihnya. Apa kau tidak merasa kasihan wahai ibrahim ?. Ibrahim tahu bahwa itu adalah bisikan iblis. Maka, ia melempar iblis itu dengan batu dan godaan itu muncul tidak hanya sekali, tetapi tiga kali. Dan tiga kali pula ia melemparkan batu itu. Dan sejarah melempar iblis ini terabadikan dalam haji yaitu melempar jumrah. Ketika godaan itu hilang, langsung Ibrahim menyembelih anaknya. Tapi terjadi sebuah keajaiban. Ternyata bukan ismail yang ia sembelih tapi seekor domba. Ibrahim kaget bukan main, ia bersyukur kepada Allah. Cerita ini Allah abadikan dalam al-qur’an Surat Ash-Shaffaat ayat 100-111.
Dari ayat tersebut, Allah benar-benar menguji Ibrahim kala itu,”sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu ujian yang nyata. Dan kami tebus dengan seekor sembelihan yang besar. Dalam terjemahan al-quran, maksud dari seekor sembelihan yang besar adalah bahwa ketika kesabaran Ibrahim dan keta’atannya, maka Allah melarang menyembelih ismail dan menggantinya dengan kambing. Lalu apa balasan untuk ibrahim ? Allah meneruskan dalam ayat itu, Kami abadikan untuk ibrahim itu dikalangan orang-orang yang mendatang, yaitu kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. Maksud dari Kami abadikan disitu adalah Allah mengabadikan peristiwa itu hingga nanti orang-orang merasakan peristiwa itu, atau yang dikenal dengan hari raya Idul Adha.
Pengorbanan yang telah dilakukan khalilullah atau kekasih Allah ini sekarang ini sangat dibutuhkan untuk mencapai tingkatan yang selanjutnya yaitu tho’ah atau ketaatan. Ketaatan tidak akan ada tanpa pengorbanan. Kenapa Allah memilih ibrahim untuk dijadikan sebagai imam para nabi ? karena pengorbanannya kepada Allah begitu tinggi sehingga ia melebihkan derajatnya dari nabi-nabi lainnya. Dan sebagian nabi-nabi ada yang Allah tinggikan derajatnya. Pengorbanannya itulah yang menyebabkan ketaatannya menjadi tinggi.
Dalam momen idul adha ini, marilah kita senantiasa meng-upgrade keimanan kita sehingga nantinya akan terbentuk pengorbanan yang kita taruhkan kepada islam, sehingga Allah mengangkat kita menjadi orang yang taat. Inna akromakum indaallahi atqokum. Sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang bertakwa.
Waalahu ‘alam bisshowab
Comments
Post a Comment
thank's for your comentar,bro !!!