Skip to main content

Bubarkan Indonesia


Raganya Indonesia
Tapi jiwanya sudah tak lagi nusantara
Satu kelompok berkuasa
Sisanya pengaya saja
Sebagian kecil kelompok kaya
Sisanya menanggung derita
Bubarkan Indonesia
Bebaskan nusantara
Bentuk negara kelima
--kelompok patriotik--

Itu tadi merupakan potongan puisi dari novel karangan E.S ITO yang berjudul "Negara Kelima". Saya tidak ingin membahasa apa itu negara kelima dan siapa yang menjadi negara kelima. Itu bukan tanggung jawab saya. Tapi saya disini akan menanggapi dari sedikit perkataan
"raganya indonesia
tapi jiwanya sudah tak lagi nusantara"
Menanggapi potongan syair itu, saya jadi agak merinding. Karena saya merasakannya sendiri. Bahwa, jiwa nusantara itu sebenarnya sudah tidak lagi melekat pada setiap personal di Indonesia sendiri. Lihatlah, banyak sekarang yang berperang antar suku, kemudian antara elite politik bermusuhan. Menyinggung perkataan dari KH Ahmad Dahlan
"Hidupkanlah muhadiyyah, tapi jangan cari kehidupan disitu (muhammadiyah,red)"

Kalau kita ubah teks tersebut dengan Nusantara ? Hidupkanlah Nusantara, tapi jangan cari kehidupan di dalamnya. Kita ini sebenarnya satu tubuh. Kita harus menghidupkan suatu tanah air yang nantinya akan kita sebut dengan nusantara. Nusantara ini sudah dibangun oleh bapak pembangun kita yang terdahulu. Mereka membangun dengan satu kesatuan.

Dan menanggapi dari syair berikutnya:
"Satu kelompok berkuasa
Sisanya pengaya saja."

Ini pun sebenarnya juga sudah terjadi, pada era Soeharto. Diyakini ataupun tidak terserah. Tapi ini fakta. Walaupun banyak partai-partai (yang cuma ada 3 partai), tapi sebenarnya mereka itu hanya sebagai pemanis, karena apa ? Karena Indonesia ini adalah negara yang demokratis. Jadi, kalau ada satu partai saja dalam negara, itu harus diselidiki. Kemana para negarawan yang lain ? Kalau menurut analisis saya (seorang mahasiswa yang masih semester 1) Mungkin, hal itu bisa terulang kembali pada saat ini. Dan saya tidak tahu apakah pemilih itu dipaksa atau bukan ? Kalau setahu saya, pada pemilu era Soeharto, pemaksaan terjadi disana, walaupun secara tidak langsung. Stigma yang mereka miliki, bahwa partai politik itu kotor. Dan satu-satunya yang ikut pemilu dan bukan parpol itu ya ...(tak bisa saya sebutkan). Tapi entah kalau sekarang, baguslah kalau misalkan pemilih memilih sesuai hati nurani.

Mungkin hanya itu saja dari saya...
Waallahu 'alam bisshowab








Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda