Skip to main content

Istiqomah

Hati kadang-kadang susah dideteksi. Sangat susah,walaupun dengan alat secanggih apapun. Maka dari itu, ada sebuah doa Yaa muqollibal quluub,,tsabbit qolbii ala diinik. Wahai Yang Maha membolak-balikkan hati, teguhkan hati saya agar senantiasa dalam agamamu. Ini adalah indikasi bahwa, hati kita itu cepat gamang terhadap sesuatu. Makanya, kita melihat dalam ayat-ayat atau bahkan hadist yang menyebutkan dengan istiqomah.

Istiqomah ini sebenarnya adalah layaknya adalah kemenangan hati atas sesuatu, dimana sesuatu tersebut sangat tidak meyakinkan, atau yang disebut dengan keraguan. Oleh karena itu,amalan yang disukai Allah adalah, yang kecil tapi istiqomah. Betul ? Beda kalau kita ragu atau gamang. Syetan itu juga dengan mudah memberikan segala solusi kebaikan sebenarnya. Tapi, kebaikan yang menjerumuskan kepada kejahatan. Contoh kecil saja adalah menganggap dosa kecil. Mungkin banyak orang beranggapan bahwa istiqomah adalah selalu terus-menerus melakukan amalan tersebut. Ya, itu memang betul. Tapi, apakah sebelumnya ia dilanda dengan yang namanya keraguan, apakah ia melakukannya atau tidak ?

Inilah yang saya maksudkan dengan yang namanya ya muqollibal quluub, jadi sebelum kita berdoa agar senatiasa istiqomah, maka alangkah baiknya, doa seperti tadi. Setelah itu baru dilanjutkan dengan doa-doa terserah kita. Kita mau istiqomah untuk tetap memilih islam sebai jalan hidup kita, ataupun yang lainnya....

Mungkin ini sangat singkat, tapi mudah-mudahan selalu bermanfaat untuk teman-teman pembaca sekalian..

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda