Skip to main content

Gejolak Peradaban

Menikmati demokrasi dalam suatu negara yang makmur dan berkecukupan dalam mengembangkan ide-ide besarnya tidaklah luput dari peran rakyatnya. Demokrasi yang benar-benar berkeadilan dan sanggup mensejahterakan rakyatnya dari ketidakpercayaan mereka terhadap pemerintah pada masa orde baru, dimana mereka hanya menjadi budak presiden. Mereka hanya mampu mendengarkan perintah saja, tak dapat menyuarakan aspirasi dari harti nurani mereka. Hadirnya demokrasi tiada lain adalah suatu gagasan yang terbesit dalam setiap manusia yang bukan hanya ingin mendengar, tapi juga memberikan aspirasi. Bersitan itulah yang akan menimbulkan suatu ledakan besar yang disebut dengan gejolak.
Gejolak hanya memiliki rasa keinginan, tidak akan memberikan suatu keistimewaan yang berarti, artinya gejolak tadi cukup menjadi isapan jempol belaka dari seorang pecundang sejati. Akan tetapi, gejolak yang memiliki rasa keharusan meledakkan ide yang terbesit dalam pikiran, maka akan menimbulkan suatu ledakan besar dari gejolak tadi. Dan ini hanya dimiliki oleh seorang pemberani sejati. Seseorang jika ingin melahirkan sebuah gejolak, ia haruslah memiliki keberanian dan landasan yang kuat mengapa ia harus melakukan hal itu.
Setelah kita sadari, bahwa banyak orang semakin muak dengan sistem orentasi yang dibuat oleh pemerintahan orde baru, mereka menyulutkan api gejolak pada negeri ini. Dan hal itu di-aminin oleh sang pencipta. Gejolak peradaban yang memunculkan suatu sistem yang mendekati dengan sistem pemerintahan islam. Hilangnya ordre baru dari peradaban indonesia memang ironis sekali. Diwarnai dengan hal-hal yang seharusnya tak pantas dilakukan oleh semau manusia.
Bagaikan matahari yang sangat jelas di siang hari, demokrasi hadir dan dielu-elukan oleh setiap manusia di Indonesia. Gejolak peradaban yang muncul membara dan tak terperikan. Inilah peradaban, ada yang terhapus dan ada yang muncul. Itu akan ada dari bagaimana setiap orang memunculkan gejolak dalam setiap individunya.

Wallahu a’lam bisshowab

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama...

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri....

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan...