Skip to main content

“Buat apa kita capek-capek Do’a . . . !!”

Buat apa kita berdoa, itu tidak mendatangkan manfaat untukku...Mana sampai sekarang tidak ada buktinya kalau Allah mengabulkan setiap doaku... Malah, Dia mengacaukan semua acara yang mengasyikkan...” Jawab si A enteng yang masih duduk di bangku kuliah.

Fenomena diatas menggambarkan para pemuda sekarang, yang tiada lain adalah kita sendiri, teman. Pemuda yang di gembor-gemborkan sebagai IRON STOCK ternyata dalam hal ini lebih gampang menyerah dari rahmat Allah. Seolah mereka tidak mempercayai bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa mereka. Tetapi, mereka sudah terlanjur su’udzan kepada yang telah Menciptakannya.

Dan itu tidak dapat kita pungkiri lagi, mengapa banyak orang atau kita jarang melakukan seperti berdoa atau berobadah lainnya. Seolah itu adalah penghambat kegiatan kita yang lainnya. Kita memang tidak pernah memahami esensi dari setiap ibadah atau doa yang telah Allah karena dalam sekolah kita hanya diajarkan syarat, ataupu rukun di setiap ibadah mahdhoh atau ibadah sunnah. Kita tidak pernah diajarkan apa esensi dari kita sholat atau apa esensi dari kita berdoa. Ya, memang kita tidak pernah memahami bahwa ternyata allah menyuruh kita untuk beribadah bukan hanya sebagai perintahnya. Akan tetapi, ada suatu kekuatan yang lain dimana kalau kita mengetahuinya maka kita akan semakin paham mengapa Allah menyuruh kita untuk beribadah : KEBUTUHAN. Ya, memang itulah kekuatannya, kita itu ternyata butuh Allah, kita ini makhluk yang sangat lemah. Ketika kita ingin meminjam uang, dan kita meminjam pada seseorang, maka secara tidak langsung kita akan membalas kebaikan yang telah dilakukannya pada kita. Itu hanya untuk manusia, lalu bagaimana untuk Tuhan yang selama ini kita lupakan tetapi Dia tidak pernah melupakan hamba-Nya sedikitpun.

Di saat kita berdoa, biasanya kita para pemuda sangat yang ingin instan. Serba cepat. Bahkan ketika kita berdoa kita ingin cepat dikabulkan doa kita. Sehingga hal ini digunakan para misionaris untuk menguji para anak kecil yang masih dnagkal dlam memahami aqidah islam. Ketika mereka berdoa meminta permen pada Allah, tapi ternyata Allah tidak memberikan permen tersebut. Tetapi ketika mereka meminta pada ibu guru dengan memejamkan mata, tiba-tiba permen sudah ada di depan mata mereka. Na’udzubillah. Mereka sudah dijauhkan dari prasangka baik pada Allah. Dan untuk dipahami wahai teman-teman dan ini sangat penting, ketika kita berdoa pada allah, maka akan ada 3 kemungkinan Allah akan mengabulkan doa kita.

  1. Allah mengabulkan doa kita langsung dan itu untuk menambah keimanan kita. Tapi ketika Allah mengabulkan doa kita, maka oleh orang-orang, kita akan dijuluki sebagai orang pintar. Inilah mengapa Allah sangat jarang sekali yang langsung mangabulkan doa kita. Kalaupun ada, mungkin untuk orang-orang yang merasa terdzalimi.

  2. Allah mendengar setiap doa kita tapi Allah menunda doa kita dan memberikan di saat yang lebih indah untuk menambah kesabaran kita. Dan ini yang menjadi problem dari setiap pemuda sekarang, dimana ketika kita berdoa dan ternyata Allah tidak mengabulkan, bukan tidak mengabulkan hanya Allah menundanya. Pemuda sekarang termasuk kita juga ingin serba cepat, baik dalam sholat yang cepat selesai dan doa yang cepat dikabulkan. Alangkah lebih baiknya jikalau kita huznudzan kepada Allah dan percaya bahwa Allah mendengar setiap doa kita walaupun itu orang bejat sekalipun. Bagaimanapun walau doa kita untuk sementara waktu tidak dikabulkan maka yakinlah kalau Allah mendengar setiap doa kita. Dan inilah yang akan menimbulkan sifat sabar dan optimis, karena setiap tentara Allah untuk membela agama-Nya yang dibutuhkan hanya kesabaran dan optimisme.

  3. Allah tidak mengabulkan doa yang kita panjatkan, tetapi menggantinya dengan yang lebih baik menurut Allah. Kita tentu masih ingat bagaimana kisah nabi Ibrahim ketika menyembelih Ismail, anaknya. Dalam quran juga disinggung bahwa yang menurut kita baik, belum tentu menurut Allah baik. Dan begitu sebaliknya. Ini untuk menambah rasa syukur kita kepada allah atas setiap yang telah Allah berikan kepada kita semua.

Dan akhirnya kita memahami mengapa Allah tidak mengabulkan setiap doa kita. Teman-teman, marilah kita instropeksi diri kita. Sudahkah kita pantas untk mengaharap doa kita agar segera dikabulkan.

Allah ‘alam...




Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda