Skip to main content

Ridho(Kerelaan)

Ikhwan sekalian yang dimuliakan oleh Allah, kali ini kita akan membahas tentang Ridho atau secara bahasa adalah rela. Akan tetapi menurut istilah adalah kerelaan kita terhadap apa yang Allah kehendaki. Apa saja yang Allah kehendaki ?

Kerelaan yang allah kehendaki terhadap kita. Banyak sekali yang tidak diketahui di alam sana(alam ghoib) oleh kita. Dan qodho dan Qodar yang allah telah tulis dalam lauh mauhfudz ada yang bisa kita ubah dan ada yang tidak kita ubah dan ini yang kita sebut dengan takdir. Dan disini Allah menguji kerelaan kita sebagai hambanya setelah kita bersyahadat, apakah kita loyal kepada-Nya ? Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal sesuatu itu amat baik bagimu. Boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu. Allah maha mengetahui, sedang kamu tidak(2:216). Apapun yang allah perbuat kepada kita baik itu buruk menurut kita atau itu baik menurut kita, maka kita harus ridho terhadap apa yang allah perbuat, jadikan itu adalah sebuah hikmah untuk kita. Apabila kita menyikapi secara positif, maka semua akan jadi kebaikan.

Allah juga menghendaki pada alam ini agar manusia atau kita menjadikannya sebagai eksperimen kita. Karena setiap yang ada dalam alam ini adalah sunnatullah. Dan itu wajib kita imani, Allah telah menciptakan segalanya dan Dia telah menentukan kedarnya masing-masing dengan sedemikian rupa(al-furqon:2). Jadi segala sunnatullah yang terdapat pda alam kita, allah menyuruh kita untuk mempelajari dan mengakaji alam ini sehingga nantinya dalam pemanfaatan tidak terkesan buruk.

Allah juga menghendaki kepada kita agar kita ini rela menjalankan apa yang telah disyariatkan-Nya kepada kita. Dan nantinya hal ini akan ditanya oleh Allah atau dimintai pertanggungjawaban. Apakah kita taat kepadanya ataukah kita malah bandel.

Dan kesemuanya itu, mulai dari ridho kepada takdir, ridho bahwa allah menyuruh kita untuk mengkaji sunnatullah yang ada pada alam, dan ridho kepada yang telah Allah syariatkan kepada kita. Dan itu merupakan implementasi dari keimanan yang tulus.

sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”(Al-Hujurat:15).

Wallahu ‘alam.


Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri.

Prinsip 2 # Seri Ushul 'Isyrin

"Al-Quran yang mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta'asuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah suci melalui rijalul hadits (perawi hadits) yang terpercaya." Pasal yang kedua ini, Ustadz Hasan al-Banna memberikan tentang landasan berpikir manusia. Memberikan landasan tentang kesempurnaan Islam. Setelah kita memahami kesempurnaan Islam, maka seyogyanya kita juga harus memahami landasan kenapa kita harus sempurna islam kita. Karena sesungguhnya, dua kitab itulah yang menjadikan Islam ini jauh lebih sempurna ketimbang agama yang lainnya. Ajarannya yang suci tidak lepas dari peran kedua kitab ini. Kitab ini juga yang menjadi wasiat Rasulullah ketika akan meninggal. Adakah yang lebih berharga daripada al-Quran dan as-Sunnah ketika rasulullah wafat ? Allah berfirman dalam surat an-Nisa : 59