Dalam kehidupan para sahabat ketika islam baru menyebar di Makkah dan ketika itu penyiksaan sangat pedih dari orang-orang musyrik berbagai cara yang dilakukan kaum musyrik kepada orang-orang muslim adalah untuk mengembalikan kepada ajaran nenek moyang mereka. Akan tetapi, para sahabat tidak mau atau bahkan enggan untuk kembali kepada ajaran nenek moyang mereka. Apa alasan kenapa mereka tidak mau kembali kepada agama nenek moyang mereka ? Alasannya cukup singkap : CINTA. Dalam sebuah ayat al-quran dikisahkan bagaimana mereka ini begitu cintanya kepada islam ini.“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah..” Inilah yang melandasi mereka kenapa mereka enggan melepaskan agama islam ini. Begitu syahadat terucap, maka cinta kepada islam ini secara tidak langsung akan menghadirkan cinta yang tulus yang didasarkan kepada pengetahuan dan kesadaran penuh yang menjadikan kita ridho untuk menerima Allah sebagai tuhan kita, dan islam sebagai agama kita, dan muhammad sebagai nabi dan utusan.
رضيت بالله رباً, وبالإِسلا م ديناً, و بمحمدٍ نبياً و رسولاً
Setelah kecintaan kita yang tulus sehingga membuahkan keridhoan yang sangat kepada allah, islam, dan muhammad dan akhirnya kita terwarnai oleh shibghah allah(celupan allah) secara sempurna, sehingga keyakinan kita dan niat kita yang lurus akan Allah, Islam, dan Rasul semakin terwarnai dengan syahadatain itu. Sebagai muslim dalam hati kita memiliki aqidah yang benar, mentauhidkan Allah dalam niat dan perbuatan, dan hanya mengharap keridhoan-Nya. Syahadatain juga akan mewarnai akal kita sehingga pikiran-pikiran dan ide-ide matang kita. Pikiran yang islami menjadikan kita memiliki suatu konsep atau program yang benar dalam menghadapi kehidupan ini yang berorentasi kepada tauhidullah, bermoral islami, dan bermanfaat kepada seluruh alam.
Disamping itu, Syahadatain juga mewarnai secara jasad kita, jasad kita yang senantiasa terpelihara kesehatannya dan kekuatannya, sehingga kita nantinya bisa meniru jalan hidup rasulullah . Dan dalam jasad yang kesehatannya bugar dan fit, maka akan menjadi wujud yang nyata dari aqidah kita yang shohih, pikiran kita yang senatiasa berornetasi kepada tauhidullah. Karena terbentuknya iman itu yang terakhir adalah amalan kita, karena kita sudah menancapkan dalam hati, diucapkan dalam lisan atau dipikirkan dalam akal kita, maka akan sempurna dengan kita mengamalkannya. Dan orang yang mengucapkan syahadatain dengan benar dan sungguh-sungguh maka, amal ini yang akan menjadi eksekutor dari hati dan pikiran kita.
“Itulah celupan Allah. Siapakah yang lebih baik celupannya daripada celupan Allah ?”(Al-Baqarah : 138)
Comments
Post a Comment
thank's for your comentar,bro !!!