Islam yang di bawa oleh rasulullah tidak serta merta langsung mendunia. Akan tetapi secara perlahan dan ada tahapan-tahapan tersebut. Islam sebagai rahmatan lil alamin hadir di dunia ini datang dan diberitakan pertama kali untuk satu orang dan dari satu orang tersebut nanti akan mendunia. Tahapan-tahapan dakwah yang dibawa oleh rasulullah mempunyai dua fase yaitu adalah fase makkah dan fase madinah. Dan dari kedua fase tersebut hanya di kelompokkan menjadi tiga tingkatan.
Syiar.
Islam datang dan dibawa oleh rasulullah tidak langsung menuju ke kancah politik, walaupun sebenarnya saat rasulullah belum diangkat menjadi nabi beliau sudah menjadi orang politik. Dan ini dibuktikan beliau sebagai orang yang mendamaikan kabilah dalam hilful fudhul. Tapi, ketika islam datang yang pertama kali adalah syiar. Dan syiar ini terbagi dua fase. Ketika fase di makkah, syiar yang dikumandangkan adalah tentang aqidah, tentang tauhidullah dan seluruh masalah yang itu menyangkut mengesakan Allah, maka wajar kalau kita melihat atau merenungi dalam al-quran surat-surat yang turun di makkah itu kebanyakan berbicara tentang syahadatain, makrifatullah, dan makrifaturrasul. Karena orang-orang di makkah itu secara akhlak sudah bagus. Karena kaum quraisy itu sudah memiliki prinsip kerjasama yang baik, sifat dermawan, suka memenuhi janji, lemah lembut dan suka menolong sesama. Dan ketika di fase madinah, syiar juga yang pertama kali diusung oleh rasul, yaitu menyatukan muhajirin dan anshor, membuat nota kesepakatan dengan kaum yahudi yang berseberang(piagam madinah) dan membangun masjid. Jadi, pondasi islam yang pertama adalah syiar
Siyasi
Di siyasi ini, rasulullah lebih memfokuskan di fase madinah. Dimana kekuatan syiar sudah mengakar kuat, sehingga madinah itu menjadi sebuah madinatul madani(negara madani). Dan rasulullah mulai membuka kancah perpolitikan ini dengan merancang sistem pertahanan negara melalui konsep jihad fi sabilillah. Dan kemenangan dakwah yang pertama adalah dalam perang badar. Dakwah mulai mendapatkan perisai dan komunitas muslim madinah telah mendapatkan kehormatan. Setelah kemenangan islam dalam perang badar, rasulullah kembali membuat manuver-manuver untuk mengokohkan dakwah ini yaitu dengan menempatkan para intelegen di sekitar madinah dan mekkah untuk mengantisipasi adanya kemungkinan penyerangan secara tiba-tiba yang tidak senang dengan kemenangan kaum muslim. Dalam perang uhud pun rasul membentuk majelis permusyawaratan militer. Dan di siyasi dalam islam ini juga mencetuskan rambu-rambu dalam pergerakan amal islami yaitu : kewajiban ketaatan terhadap qiyadah(pemimpin), tidak melibatkan orang-orang kafir dan orang-orang munafik dalam siyasi ini. Semangat dan rela berkorban untuk dakwah. Qiyadah juga melakukan jajak pendapat(syuro). Sabar dan teguh dalam mengharapkan ridha allah(muhammad abu ayyash:92-93).Rasul juga mengirim utusan-utusan ke kisra, muqauqis, dan beberapa raja di sekitar jazirah arab. Di tingkatan dakwah inilah rasulullah memperbaiki tandzim jamaah(aturan masyarakat), ri’ayah maknawiyah(hakikat kerakyatan) dan ri’ayah iqtishodiyah(hakikat perekonomian) dibangun.
Ilmi
Tingkatan yang selanjutnya adalah ilmi. Ketika dakwah islam sudah menggema keseluruh penjuru dunia. Dan ilmi ini baru menggema ketika nabi sudah wafat. Tapi, walupun begitu ilmi ini sudah ada dan berdampingan dengan munculnya siyasi yaitu ketika para tawanan perang disuruh untuk menyalurkan ilmu mereka. Yang termasuk dalam didikan para tawanan ini adalah Ibnu Abbas yang oleh rasulullah sebagai bahrul ulum.
Wallahu ‘alam.
Comments
Post a Comment
thank's for your comentar,bro !!!