Skip to main content

Pemuda adalah Pilar Kebangkitan

Ini adalah salah satu tulisan ana dalam pendahuluan makalah yang ana buat dalam penugasan Daurah Marhalah 2 Malang. Tapi, tidak semua ide itu adalah ide ana. Ana juga mencari referensi yang lainnya.
Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya,semaikin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yaitu iman, ikhlas, semangat, dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri seorang pemuda
Oleh karena iotu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dan setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.
“berikan aku 10 orang pemuda ,maka akan aku guncangkan dunia.”(Soekarno). Kutipan dari perkataan soekarno memang tidak mengada-ada. Pemuda yang sehari-harinya, atau yang biasa dibilang sebagai anak yang susah diatur, tapi sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar apabila dikelola dengan baik. Kehidupan sekarang memang menggambarkan dari apa yang kita lihat sehari-hari. Selalu saja pemuda itu ada masalah yang membuat orang takut atau bahkan membenci yang namanya pemuda itu.
Tapi, sebenarnya di tangan pemudalah nasib bangsa ini ditentukan. Kita lihat bagaimana nasib pemuda sekarang, ya itu berarti menggambarkan bagaimana keadaan indonesia sekarang. Dan di tangan mereka jugalah, indonesia akan mengambil gilirannya. Bukan hanya mensejahterakan rakyatnya saja, akan tetapi juga memimpin dunia. Bagaimana seorang usamah bin zaid dalam usianya yang masih sangat belia dijadikan pemimpin perang. Kita tahu padahal zaman itu masih hidup seorang Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan lain sebagainya. Issac Newton, pada umur 18 tahun masuk universitas Cambridge. Dan sekitar umurnya 21 - 27 tahun, dia sanggup meletakkan dasar - dasar teori ilmu pengetahuan.Joan of Arc, seorang perempuan dari tanah Prancis sanggup menjadi panglima perang pada usia 17 tahun. Itu hanya sekelumit dari banyaknya pemuda yang berprestasi.
“Bangsa ini masih hidup selama masih ada pemudanya”. Saya kira ungkapan ini tidaklah cuma celotehan biasa. Karena regenerasi dalam tubuh negara itu penting. Lantas siapa yang bakal melanjutkan estafeta bangsa kalau tidak bangsa ini ? Hidupnya suatu bangsa adalah dilihat dari banyaknya pemuda di bangsanya. Kekuatan para pemuda yang selalu membuat semangat.
Perjalanan kemerdekaan indonesia juga tidak luput dari peran para pemuda.Jika pemuda angkatan 08 berhasil memupuk bibit nasionalisme, pemuda angkatan 28 sukses menggalang ideologi persatuan nasional. Sedangkan pemuda angkatan 45 sanggup mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Untuk angkatan 66, 74, 80, hingga 98-an bisa dikatakan hanya mampu memerankan dirinya sebatas kekuatan korektif.
Pascakekuasaan Orde Lama, politik nasional praktis berada di bawah kendali elite militer, khususnya angkatan darat. Pemuda 66 yang masuk dalam arena kekuasaan perannya tak lebih sebatas "penyuplai ide", sementara mereka yang memilih berada di luar lingkar kekuasaan berfungsi tak lebih sebagai "pengritik" negara.

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda