Skip to main content

Antara Pancasila dan Islam

Banyak orang yang mempergunjingkan bahwa Pancasila adalah ideologi yang membuat indonesia ini hancur. Mereka mengatakan bahwa pancasila adalah bukan hukum islam dan harus diberantas. Pancasila merupakan ideologi orang-orang yang membenci islam. Mereka mencoba meruntuhkan ideologi ini, yang sebenarnya sudah mulai angker ketika jamannya orde baru yang dipimpin oleh rezim yang berkuasa selama 32 tahun. Rezim ini benar-benar menanamkan ideologi pancasila sebagai satu-satunya asas tunggal. Lantas, kalau misalkan kita ingin mencoba menghancurkan pancasila dan mengubahnya dengan ideologi yang berlandaskan Al-Quran dan As-sunnah, apakah pancasila itu butir-butirnya tidak berlandaskan islam ?
Sekarang, kalau memang mencoba menerapkan al-Quran dan as-Sunnah sebagai ideologi negara, akankah banyak orang menaatinya ? iya kalau seperti rezimnya soeharto, kalau mereka yang berkuasa adalah orang yang paham agama islam dan kemudian menerapkan ideologi al-Quran dan as-Sunnah ini layaknya soeharto memimpin bukankah nantinya islam akan semakin mengerikan ? coba marilah kita pikirkan. Pertama memahamkan mereka arti pentingnya al-Quran sebagai ideologi tunggal, dan kemudian kalau mereka memberontak, bukankah ini adalah sebuah penghancuran negara. Dan marilah coba kita pikirkan, dulu di zaman Soekarno, pancasila diibaratkan sebagai demokrasi terpimpin. Dan di zaman Soeharto, pancasila diibaratkan sebagai oligarki (monarki). Nah, sebenarnya inilah peran yang harus diambil oleh orang-orang yang benar(Intelektual Profetik), sehingga nantinya pancasila itu menjadi asas tunggal yang diterima oleh seluruh jajaran pemerintah, penduduk indonesia dan negara itu sendiri.
Sekarang marilah kita perhatikan, adakah dari butir Pancasila yang menyimpang dari Islam ?
Butir-Butir Pancasila :
1. Ketuhanan Yang Maha ESA
2. Kemanusiaan yang ADIL dan BERADAB
3. PERSATUAN Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh HIKMAH KEBIJAKSANAAN dalam PERMUSYAWARATAN
5. KEADILAN SOSIAL bagi seluruh rakyat indonesia.
Nah sekarang, adakah butir yang bersimpangan dengan islam ? Sebenarnya dalam menyikapi pancasila ini tergantung dari penguasa itu sendiri. Kalau penguasa itu jelek maka, ia akan menyikapi pancasila secara pragmatis. tapi kalau penguasa itu bagus kapabilitasnya, maka ia akan menanamkan kepada penduduk sesuai yang didalam butir-butir pancasila tersebut. Ketuhanan yang ESA, ADIL dan BERADAB, PERSATUAN, SYURO (Musyawarah), KEADILAN SOSIAL.
Mohon dengan saya menulis ini, dengan kemudian memojokkan saya sebagai kaum liberal. Sungguh, saya bukan termasuk darinya, dan bukan juga termasuk dari orang yang dengan tegas ingin menegakkan syariah dengan cepat. Karena sesungguhnya, syariat islam itu sudah tertanam di dalam Pancasila
Wallahu a'lam

Comments

  1. saya pernah pelajari makna-makna dari Pancasila waktu pengujian BANTARA (Pramuka di SMA).

    Salah satu makna dari Pancasila itu adalah "INDONESIA MENGAKUI 5 AGAMA" dengan dilambangkan dengan bintang yang mempunyai lima runcingan ,lambang sila pertama.
    padalah dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
    "Sesungguhnya Agama di sisi Allah hanyalah Islam"

    Bagaimana menurut antum?

    ReplyDelete
  2. kita tahu, ketika rasulullah hijrah ke madinah, apakah mereka membumihanguskan yahudi di madinah ? apa mereka langsung menyerang ?? kan tidak.

    sebenarnya saya tidak ingin menafsirkan ayat al quran tanpa dasar. antum coba lihat artikel ane yang judulnya "Teori Relativitas Agama"

    ni websitenya : http://www.facebook.com/note.php?note_id=472948888519

    ReplyDelete

Post a Comment

thank's for your comentar,bro !!!

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda