Skip to main content

Kiat Menata Hati Dalam Bergaul

Manusia dalam kesehariannya merupakan komponen social yang tidak bisa lepas dari komponen social lainnya, entah itu sesame manusia ataupun dengan hewan dan tumbuhan. Tapi sosok manusia sangat jelas dan tidak diragukan lagi bahwa mereka memiliki keterikatan satu sama lain. Mereka saling membutuhkan, mereka saling tolong menolong. Dalam keterikatan inilah manusia dituntut untuk menjadi manusia yang dapat mengimbangi yang lain. Ketika manusia ditolong yang lainnya, maka suatu saat manusia yang menolong itu akan ditolongnya. Manusia di dunia tidak ada yang sempurna. Yang mampu menyempurnakan hanya saat kita bergaul, berinteraksi dengan manusia lain, dan kemudian membentuk suatu amal Jama’I. Mereka itulah manusia sempurna.
Oleh karena itu, dalam pergaulan antar manusia dibutuhkan suatu kiat-kiat yang dimana hal ini dibutuhkan oleh manusia untuk meminimalisir chaos. Kiat-kiat ini saya dapatkan ketika sedang membaca bukunya Aa Gym, tapi lupa nama dari judulnya. Dalam bergaul, Aa Gym mengatakan ada tiga aspek yang sangat penting untuk diperhatikan; Aku bukan Ancaman Bagimu, Aku Menyenangkan Bagimu, Aku Bermanfaat Bagimu. Tiga komponen itulah yang mempengaruhi bagaimana kita bergaul dengan manusia lainnnya. Jika salah satu yang lainnya hilang, maka bisa diperkirakan tidak aka nada lagi hubungan harmonis antara kedua manusia tersebut, kecuali kalau ia membenahi komponen yang rusak atau menambah komponen yang belum ada. Disini saya akan menjelaskan satu persatu dari makna ketiga komponen tersebut.
Aku bukan Ancaman Bagimu; dalam bergaul, kita harus meyakinkan kepada mereka bahwa kita ini orang baik, bahwa kita ini bisa saling mengisi dalam ketidaksempurnaan kita. Nah, bagaimana caranya membuktikan kalau kita ini memang bukan Ancaman bagi mereka.
1. Hindarilah Penghinaan
2. Hindari ikut campur urusan pribadi
3. Hindari memotong pembicaraan
4. Hindari membandingkan
5. Jangan membela musuhnya dan mencaci kawannya
6. Hindari merusak kebahagiaan
7. Jangan mengungkit masa lalu
8. Jangan mengambil haknya
9. Hati-hati dengan marah
10. Jangan menertawakannya
Aku Menyenangkan Bagimu; artinya bahwa bergaul ini bisa menjadikan persahabatan yang tidak menjemukan. Kita yakinkan kepada sahabt kita, teman kita bahwa kita adalah teman yang senantiasa menyenangkannya.
a. Wajah yang selalu ceria
b. Senyuman yang tulus
c. Kata-kata yang santun dan lembut
d. Selalu menyapa dan senang mengucapkan salam
e. Bersikap sopan dan penuh penghormatan
f. Senangkan perasaannya
g. Maafkanlah kesalahannya
Aku Bermanfaat Bagimu; ini adalah tingkatan persahabatan yang paling tinggi- menurut saya- setelah kita bergaul dengan sahabat kita dengan meyakinkan bahwa kita bukanlah ancaman baginya, bahwa kita menyenangkan baginya, sekarang kita mencoba untuk memperlihatkan diri kita bahwa kita ini juga bermanfaat baginya.
a. Rajin silaturrahim
b. Saling berkirim hadiah
c. Saling menolong dengan segala cara
d. Sumbangkan ilmu pengetahuan
e. Mendoakannya
Diantara ketiga komponen itu, kita yakin bahwa yang komponen ketiga inilah yang jarang dilakukan oleh kita. Saat ini kita jarang berkirim hadiah. Sesungguhnya manusia saat ini secara tidak langsung telah terdoktrin oleh pemikiran Machiavelli. Dia mengatakan bahwa tidak ada pertemanan yang abadi, yang ada hanya kepentingan pribadi. Mereka berkirim hadiah saat ada keperluan yang lain. Mereka silaturrahim karena ada maksud yang lain. Apakah ada kita silaturrahim karena kita kangen kepada sahabat kita ? apakah kita ada yang mengirim hadiah kepada sahabat kita karena kita sayang kepada mereka ? mungkin zaman modern telah mengubah hal ini. Sebenarnya ini telah menjadi suatu perilaku sosial yang ada sejak zaman dulu. Mungkin telah terkikis dengan yang namanya Globalisasi.
Wallahu a’lam...

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri.

Prinsip 2 # Seri Ushul 'Isyrin

"Al-Quran yang mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta'asuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah suci melalui rijalul hadits (perawi hadits) yang terpercaya." Pasal yang kedua ini, Ustadz Hasan al-Banna memberikan tentang landasan berpikir manusia. Memberikan landasan tentang kesempurnaan Islam. Setelah kita memahami kesempurnaan Islam, maka seyogyanya kita juga harus memahami landasan kenapa kita harus sempurna islam kita. Karena sesungguhnya, dua kitab itulah yang menjadikan Islam ini jauh lebih sempurna ketimbang agama yang lainnya. Ajarannya yang suci tidak lepas dari peran kedua kitab ini. Kitab ini juga yang menjadi wasiat Rasulullah ketika akan meninggal. Adakah yang lebih berharga daripada al-Quran dan as-Sunnah ketika rasulullah wafat ? Allah berfirman dalam surat an-Nisa : 59