Skip to main content

Minta sedekahnya untuk membeli alat SEKOLAH

Judul diatas memang cukup miris. Mungkin kita menemukan di sekitar area tunjungan ATM, ataupun tempat-tempat yang strategis untuk mencari uang demi kepentingan mereka. Orang-orang miskin di Indonesia memang sudah cukup parah. Mungkin saja kalimat diatas terlihat seperti berbohong. Apalagi kalau yang meminta adalah anak kecil, mungkin kalau yang meminta-minta itu ibunya atau ayahnya. Akan tetapi dalam pekerjaan ini, seorang anak harus dilibatkan. Lalu dimana jadwal mereka sekolah ? Apakah mereka harus sekolah menunggu alat sekolah. Sedangkan tiap hari mereka duduk-duduk disana hanya untuk memberikan amplop berjudul : "Minta sedekahnya untuk membeli alat SEKOLAH".

Menyayangkan sebenarnya, padahal sekolah yang masih seumuran mereka sekarang,kan sudah gratis. Bahkan pemerintah menggratiskan sekolah 9 tahun pada sekolah-sekolah tertentu saja. Mungkin amplop yang mereka tulisi adalah tiada lain mereka berbicara"Orang untuk beli makan saja susah, apalagi harus beli peralatan SEKOLAH". Inilah yang tidak baik dari pengajaran orang tua. Mereka diminta membantu mengais pekerjaan. Seharusnya yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka adalah orang tua mereka. Ya, mungkin pemikiran mereka sudah jauh lebih dewasa sehingga mereka juga harus bertanggung jawab atas sesuap nasi yang harus mereka makan. Lalu apa bedanya dengan binatang yang setelah melahirkan, mereka membiarkan anaknya untuk mencari sesuap makanan sendiri ? Maka kemudian pantaslah orang-orang seperti mereka(mungkin juga kita) mengatakan bahwa kehidupan kita ini adalah tiada lain adalah rimba di hutan. Persaingan yang sangat ketat, sehingga induk tidak mampu memberikan yang terbaik untuk mereka. Dan akhirnya, mereka meninggalkan anaknya untuk mencari makananannya sendiri.

Diatas tadi adalah pembahasan tentang kesosialan, sekarang kita akan mencoba dari segi pendidikan. Ada satu pertanyaan : Buat apa sekolah, toh sekolah dimana saja sama ? apa kemudian perlu untuk sekolah yang gurunya itu mengajarkan apa yang dibuku. Gurunya mengajarkan menurut apa yang ada di kurikulum. Seolah pendidikan di Indonesia ini sedang dibodohi. Memberi tugas sama saja dengan manyalin di buku. Pertanyaan-pertanyaan yang ditugaskan hanya tinggal menyalin yang ada di buku. Sehingga mereka tidak dibiarkan berpikir. Mungkin akan lebih baiknya kalau, mereka(para guru) memberikan tugas yang sebenarnya tidak ada di buku tapi kalau dipikirkan secara mendalam, maka kita akan mendapatkan jawabannya ada di buku. Akhirnya, murid-murid untuk mendapatkan jawaban adalah harus membaca seluruhnya barulah ada satu kesimpulan yang itu bisa menjadi jawaban atas pertanyaan.

Pendidikan formal sebenarnya tidak perlu dengan kita harus mengikuti jenjang SD,SMP/MTs, SMA/MA. Buat apa sekolah kalau memang semua yang diajarkan ada di buku ? kenapa tidak langsung membaca buku tersebut ? Ketika ada yang tidak dipahami, mungkin ia bisa merenungkan dengan "Apa ? Kenapa ? Mengapa ? Bagaimana ? Kapan ? dan seterusnya". Mungkin pendidikan saat ini sedang tidak butuh dengan guru yang hanya mengajarkan dengan memindahkan buku. Indonesia sedang membutuhkan GURU KEHIDUPAN. Indonesia butuh murobbi (Guru kehidupan) yang mengajarkan. prinsipnya sama dengan Lao Tze, Confusius. China dalam hal pendidikan memang bagus. Dan sebenarnya, bangsa Timur dalam berpendidikan lebih maju daripada bangsa Barat. Ini muncul saat 1400 tahun lalu dengan munculnya Muhammad sebagai Guru Kehidupan (Sang Murobbi)

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri.

Prinsip 2 # Seri Ushul 'Isyrin

"Al-Quran yang mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta'asuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah suci melalui rijalul hadits (perawi hadits) yang terpercaya." Pasal yang kedua ini, Ustadz Hasan al-Banna memberikan tentang landasan berpikir manusia. Memberikan landasan tentang kesempurnaan Islam. Setelah kita memahami kesempurnaan Islam, maka seyogyanya kita juga harus memahami landasan kenapa kita harus sempurna islam kita. Karena sesungguhnya, dua kitab itulah yang menjadikan Islam ini jauh lebih sempurna ketimbang agama yang lainnya. Ajarannya yang suci tidak lepas dari peran kedua kitab ini. Kitab ini juga yang menjadi wasiat Rasulullah ketika akan meninggal. Adakah yang lebih berharga daripada al-Quran dan as-Sunnah ketika rasulullah wafat ? Allah berfirman dalam surat an-Nisa : 59