Skip to main content

Prinsip 4 # Seri Ushul 'Isyrin

"Jimat, mantera, guna-guna, ramalan, perdukunan, penyingkapan perkara ghaib, dan semisalnya merupakan suatu kemungkaran yang harus diperangi, kecuali mantera dari ayat al-Quran atau ada riwayat dari Rasulullah SAW"

Menjadi sosok manusia yang memiliki kesempurnaan dalam berislam yang berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah dengan bekal keimanan yang tulus, ibadah yang benar dan mujahadah, maka sesungguhnya ia juga harus mengislamkan aqidahnya. Dengan tidak mempercayai jimat, mantera, guna-guna, ramalan, mitos, perdukunan, atau semacamnya.

Rasulullah dalam haditsnya barang siapa yang mendatangi atau mempercayai dukun maka doanya tidak akan dikabulkan selama 40 hari. Aqidah kita sebagai seorang muslim disini diuji dengan munculnya hal-hal yang ghaib yang secara tidak langsung kita harus mengimaninya, bukan kemudian meminta pertolongan kepada hal yang ghaib yang itu tidak ada tuntunannya sekalipun dalam al-Quran dan as-Sunnah. Kita sebagai muslim harus percaya dengan kitab kita. Sesungguhnya perisai orang-orang mukmin adalah doa. Doa yang diajarkan oleh al-Quran dan as-Sunnah. Jangan menambah-nambahi sesuatu yang tidak ada didalamnya.

Realita yang muncul saat ini di masyarakat jawa adalah dengan masih percayanya hal-hal yang ghoib dan kemudian menyangkutkan kedalam kehidupan kita sebagai muslim. Masyarakat yang tidak mungkin meninggalkan tradisinya yang tidak ada dalam al-Quran dan as-Sunnah inilah yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh mereka. Maka, tugas kita adalah memahami aqidah keislaman kita yang sempurna, setalah memahami barulah kita mengatakan kepada mereka layaknya Ibrahim muncul dihadapan kaumnya untuk berdebat secara ahsan. Mitos-mitos yang muncul hingga sekarang adalah primbon, atau mungkin ada lagi yaitu tanggal pernikahan. Misalnya anak laki-laki yang pertama tidak boleh nikah dengan anak perempuan yang ketiga karena nanti rumah tangganya akan berantakan dan lain sebagainya.

Munculnya mitos-mitos yang masih menjadi sumber ketakutan dan mau tidak mau kita harus mengikutinya, bukan karena kita tunduk, tapi karena kita nantinya kita akan dimusuhi. Inilah memang konsekuensi kita sebagai seorang muslim yang mengaku bahwa kita adalah seorang muslim yang menolak kepada hal-hal yang berbau mistis. Kalau memang kita berani, konsekuensinya adalah kita dijauhkan dari masyarakat itu. Namun, jika memang ada solusi yang lebih baik dari itu kenapa takut untuk dicoba.

Percayanya kita terhadap jimat, mantera dan percaya terhadap dukun akan membawa kita kepada kesyirikan. Walaupun itu kita masih punya Allah. Dengan percayanya kita terhadap dukun (yaitu dengan mengikuti apa yang dia larang dan apa yang dia suruh) ini mengindikasikan bahwa kita juga disuruh percaya kepada dukun selain kepada Allah. Padahal kita tahu bahwa Allah itu mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui. Tinggal kemudian kita berdoa kepadanya, maka permasalahan akan selesai. Kata Allah dalam al-Quran : "Berdoalah kamu maka akan Aku kabulkan".

Perbuatan ini (yaitu dengan masih percayanya kepada dukun, mitos dan hal yang bersangkutan) maka akan sama halnya kita kembali kepada masa-masa jahiliyah sebelum masa kenabian Muhammad. Orang-orang Makkah masih menyembah berhala, mereka masih suka mendatangi dukun. Meminta mantera agar keluarganya langgeng, meminta jimat agar rumahnya aman dari maling. Kita sebagai muslim janganlah terlalu percaya dengan apa yang dikatakan oleh dukun. Sungguh dukun itu meminta pertolongan kepada iblis dan jin. Mereka (jin dan iblis) mencuri berita dari langit untuk diberitahukan kepada dukun. Dan dukun akan memberikan mantera kepada kita, dan mantera itu tidak lain adalah jin dan iblis. Walaupun mantera itu berisi tulisan-tulisan arab. Tidak selama tulisan arab itu adalah tulisan al-Quran.

Jangan percaya juga dengan wirid-wirid yang rasulullah tidak pernah ajarkan kepada kita. Jangan percaya dengan wirid-wirid menggunakan bilangan tertentu untuk mendapatkan sesuatu hal, karena ditakutkan Rasulullah tidak mengajarkan itu. Selidiki dahulu, apakah wirid-wirid dengan bilangan tertentu itu ada dalam hadits atau tidak. Sungguh praktek yang demikian itu adalah bathil. Kita menjaga aqidah keislaman kita atau kita menjaga aqidah kebathilan ??

"Sungguh, Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang syirik kepadanya dan akan mengampuni dosa-dosa selain kesyirikan" Kenapa Allah tidak mengampuni dosa kesyirikan ? Allah adalah pencipta kita, Allah adalah yang memberi rizki kita, Allah menyayangi kita. Pantas kan kalau kemudian Allah marah karena kita telah mendua. Sungguh, syirik itu berarti kita menduakan Allah. Padahal didalam kitab yang sering kita baca bahwa Allah dengan gamblang mengatakan "Katakanlah (Hai Muhammad) : Bahwa Dia adalah satu (ahad)". Pantaskan kalau kemudian kita (yang masih muda tentunya) marah dengan pacar kita ketika dia mendua ? Pantaskan ketika kemudian Allah itu marah dan tidak mengampuni kita karena kita sudah menduakan Allah. Allah itu sangat sayang kepada kita, sehingga kecintaan Allah itu kepada kita, jangan sampai kita duakan. Bagaimana rasanya kalau hati kita diduakan oleh orang yang kita sayangi ?? Itulah tadi hanya sedikit ilustrasi. Na'udzubillahi min dzalik

Oleh karena itu, Hasan al-Banna membuat wirid khusus yang referensinya adalah dari al-Quran dan as-Sunnah. Dengan kekhawatiran inilah kemudian Hasan al-Banna merancang dzikir pagi dan petang. Kenapa pagi dan petang ?? (mungkin bisa didiskusikan lagi dengan ustadz-ustadz kalian). Tentu sebagian dari kita sudah mengenal dengan Al-Ma'tsurat. Dzikir inilah yang ditulis oleh Hasan al-Banna untuk membentengi kita dari kesyirikan. "Allahumma inna na'udzubika min an nusyrika bika syai'an na'lamuh wa nastagfiruka limaa la na'lamuh". Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami sadari. Dan kami mohon ampun kepada-Mu terhadap apa yang kami tidak mengetahuinya (Hr. Imam Ahmad dan Thabrani).

Kekhawatiran inilah yang membuat Hasan al-Banna untuk tergerak menuliskan dzikir pagi dan petang yang biasa kita kenal Al-Ma'tsurat atau Wirdul Latif. Mantera yang diajarkan Allah kepada kita dari beberapa hadits rasulullah adalah al-fatihah, khasiatnya adalah mampu menyembuhkan segala penyakit kita asalkan ketika kita membacakan al-fatihah, niat kita yang menyembuhkan adalah Allah, bukan surat al-Fatihahnya. Al-Baqarah, khasiatnya adalah ketika kita punya rumah baru, maka bacakan surat al-Baqarah kedalam rumah kita, karena malaikat akan mendatangi rumah-rumah yang senantiasa dibacakan al-Quran. Ayatul Kursi dan dua ayat setelahnya. Tiga ayat dari surat al-Baqarah akhir. Dua ayat awal dari surat Ali-'Imron. Dan kemudian al-ikhlas, al-falaq, dan an-naas. Sungguh apabila kita membacanya setiap pagi dan petang, insya allah kedamaian akan bersama kita. Kita tidak akan diganggu oleh jin dan syaitan. Asalkan niat kita adalah Allah, bukan surat-surat itu. Niatkan kita ibadah karena Allah, karena itulah ciri kesempurnaan islam kita

Wallahu a'lam

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda