Skip to main content

Pendahuluan # Seri Ushul 'Isyrin

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh...


Kawan-kawan sekalian, para facebookers yang dicintai Allah swt. Insya Allah penulis akan mencoba menguraikan sedikit tentang pemikiran Hasan al-Banna yang monumental secara fikriyah. Kita kalau membaca buku-buku Hasan al-Banna seolah kita juga melihat fenomena saat masanya Hasan al-Banna dan masa dimana kita tumbuh dan berkembang.

Atas dasar itulah mengapa penulis mencoba untuk menguraikan sedikit dari apa yang telah Hasan al-Banna pikirkan. Kalau kita melihat, sosok Hasan al-Banna adalah sosok yang mampu melakukan perubahan besar. Bahkan pergerakannya pun ditakuti oleh musuh-musuhnya. Sehingga di Mesir pun Ikhwanul Muslimin dicap sebagai golongan yang ekstrim. Namun, beda dengan perkataan Ehud Barak, bahwa sebenarnya banyak Ikhwanul Muslimin yang jauh lebih moderat, Ikhwanul Muslimin hanya ekstrim di Mesir saja, sedangkan di belahan bumi lainnya Ikhwanul Muslimin jauh lebih moderat, itu yang dikatakan oleh Ehud Barak.

Abdul Hamid Al Ghazali memasukkan 20 prinsip pemahaman dalam islam ini ke dalam referensi proyek kebangkitan. Hasan al-Banna melihat, bahwa ada sebagian masalah yang diperselisihkan oleh umat yang membawa berbagai penyakit pemikiran dan akhirnya munullah pemahaman yang keliru. Sehingga mengakibatkan kekeruhan persatuan dan kesatuan, menghambat eksisnya peradaban dan menghalangi umat dari keterbelakangan. Bukan tidak mungkin ini adalah proyek besarnya zionis untuk menghambat islam. Akhirnya, Hasan al-Banna tidak ingin membiarkan masalah itu berkembang pada masa awal munculnya kebangkitan. Oleh karena itu, beliau mengajukan upaya untuk membuat landasan yang bagus untuk memulai proyek kebangkitan Islam dari lingkaran masa lalu menuju cakrawala masa depan yang diidam-idamkan.
 


Tentu penulisan ini tidak lepas dari pujian, cacian, hinaaan dan yang bisa menjatuhkan mental. Penulis hanya berharap dengan penulisan ini tidak menggangu kenyamanan. Hanya yang diharapkan adalah membuka wawasan khazanah keintelektualitasan kita saja.

Kalau memang terdapat salah dalam penafsiran, dan apapun yang menyeleweng dari penafsiran awal dengan apa yang dimaksudkan oleh Hasan al-Banna, penulis meminta maaf di awal. Semoga penulisan ini dapat berjalan lancar. Walaupun nanti tidak jadi dibukukan mudah-mudahan ini bisa menjadi e-book.



wallahu a'lam bishowab...



malang, 21/2/2011; penulis

Ibnu Suges

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda