Oleh : Saifullah 'shev' Robbani
- Kaderisasi KOMSAT UIN MALIKI Malang -
KAMMI Malang |
Memang sudah sewajarnya pertanyaan diatas itu harus ditanyakan kepada seluruh mahasiswa yang mengaku kader KAMMI Malang. Menanggapi zaman yang terus berkembang dengan bermacam-macam kebutuhan, membuat gerakan KAMMI Malang harus lebih mempunyai inovasi gerakan yang lebih unggul, lebih berani, lebih kompetitif dan lebih cerdik. Karena itu, pergerakan mahasiswa harus senantiasa hidup dalam panggangan api sejarah nasional ini. Agar arus mereka selalu hidup, agar sirkulasi air yang dimasaknya terus mengalami pemanasan-pemanasan hingga pada akhirnya, gerakan KAMMI Malang ini mampu menjadi sebuah solusi yang solutif untuk Malang Raya ini.
Sejalan dengan ide Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, Gerakan KAMMI Malang ini mampu menjadi kontrol sosial di daerah Malang. Menjembatani rakyat dengan pemerintah untuk mengusung ide kemakmuran bersama demi terwujudnya kesejahteraan untuk seluruh rakyat Malang Raya. Menjadi gerakan mahasiswa yang mampu mengawal kebijakan-kebijakan daerah dengan Perda-Perda yang ada saat ini. Jika memang tidak sesuai dengan ide Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, maka gerakan inilah yang pertama kali akan meluruskannya. Peran Gerakan KAMMI Malang tidak hanya sebatas mengawal kebijakan-kebijakan daerah saja.
Memegang isu-isu yang berkembang di media juga menjadi penting. mengingat bahwa teknologi akan selalu berkembang. Oleh sebab itu, Gerakan KAMMI Malang harus jauh lebih menguasai isu-isu di daerah saat ini, khususnya adalah di komisariat-komisariat yang tersebar di Malang ini. Kebijakan-kebijakan birokrasi menjadi bahan diskusi teman-teman komisariat, sehingga akan menghasilkan isu-isu yang baru. Dan ini yang harus dikembangkan di seluruh komisariat bawahan KAMMI Malang. Melempar isu-isu baru tentang politik kampus, tentang birokrasi kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswa pun tertarik, itu adalah sebuah pembuktian bahwa KAMMI Malang melalui komisariatnya telah menguasai setengah dari kampus. Sehingga diharapkan nantinya, KAMMI Malang melalui komisariatnya mempunyai bargaining position di kampusnya. Terlebih lagi di Daerah.
Contoh kasus adalah, sebagian komisariat di Malang ini masih belum mampu untuk mengembangkan isu-isu yang dibuat oleh mereka. Dan meminimalisir isu-isu yang dibuat oleh gerakan lain. Sebagai contoh adalah Komisariat UIN Malang. Mereka belum mampu memahami isu-isu politik di kampus ini. Karena ada sebagian dari kader KAMMI UIN Malang ini memahami bahwa ide besar yang dibawa oleh UIN Malang ini sejalan dengan cita-cita mereka. Yang kemudian saya takutkan dari sini adalah, seluruh pergerakan KAMMI UIN Malang akan menjadi anjing yang manut kepada majikannya. Gerakan KAMMI di UIN Malang ini menjadi tidak lagi sesuai dengan Kredo Gerakan KAMMI, yaitu orang-orang yang berpikir dan bertindak merdeka.
KAMMI di Komisariat UIN Malang bisa dipastikan mendapatkan intimidasi dari birokrasi. Dan ini sudah terjadi, saat demo kenaikan SPP salah satu kader KAMMI UIN Malang ditelepon oleh salah seorang dari birokrasi kampus UIN Malang yang melarang agar jangan melakukan demo. Ini adalah bukti bahwa demo yang terjadi membuat suara para kader KAMMI UIN Malang menjadi terpecah. Yang Pro terhadap birokrasi dan yang Kontra terhadap birokrasi. Aksi kenaikan SPP seharusnya menjadi pembelajaran manajemen aksi buat kita. Akan tetapi karena memang bersebrangan dengan Ide besar UIN Malang, akhirnya suara kader disini terpecah menjadi dua tadi. Ini menjadi bukti lemahnya penguasaan isu yang berkembang di Komsariat UIN Malang ini. Artinya propaganda ke-KAMMI-annya itu masih kurang. Coba kalau kemudian kita tidak terlibat dalam aksi tersebut. Maka kita tidak akan terbuka matanya untuk tahu kondisi kampus di UIN Malang tersebut. Inilah yang melatari Komisariat untuk menambil peran dalam aksi menuntut kenaikan SPP (Aksi anarkis yang terjadi pada demo kemarin adalah efek samping dari kekecewaan pendemo, KAMMI sudah mundur jika aksi berakhir anarkis). Komisariat mungkin tidak akan paham sistem BLU yang sudah dibuat oleh Universitas. Dan komisariat pun tidak akan paham bahwa ternyata Rektor Universitas menyelewengkan dana BLU untuk pembangunan masjid (ceritanya sudah saya posting di grup KAMMI UIN MALIKI Malang tentang 'Siapa yang harus KAMMI Bela'. Linknya :https://www.facebook.com/groups/kammiuinmalikimalang/doc/323875350968731/). Walaupun secara syariat itu dibetulkan. Namun secara hukum, itu salah.
Menguatkan apa yang dikatakan oleh Wahyu Dani,KaDept HUMAS KAMMI Malang,bahwa yang harus dipahami dalam Quo Vadis adalah menguatkan propaganda KAMMI Malang, political marketing, membuat jaringan dengan lintas gerakan, dan pembagian masyarakat. Artinya disini propaganda yang dimiliki oleh KAMMI Malang harus mampu mengideologisasi, meyentuh hingga ke ranah grass roottentang ide apa yang akan ditawarkan KAMMI Malang ini. Oleh sebab itu, penguasaan media dan isu menjadi penting dalam hal ini. Political marketing, menurut Oman Heryaman,S.IP, M.Si salah satu dosen pengajar di FISIP Universitas Pasundan memberikan definisi mengenai istilah ini yaitu Serangkaian aktivitas terencana,strategis tapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada pemilih, sehingga political marketing bertujuan membentuk dan menanamkan harapan, sikap, keyakinan, orentasi dan perilaku pemilih. Perilaku pemilih yang diharapkan adalah secara umum mendukung dan khususnya memilih partai kita (Nursal,2004).
Political Marketing menentukan kemana arah Gerakan KAMMI Malang selanjutnya. Kenapa demikian ? karena sejatinya yang kita komunikasikan kepada masyarakat Malang khususnya mahasiswa adalah gagasan kita untuk kemakmuran dan kesejateraan rakyat Malang tadi. Kita menjual gagasan-gagasan kita yang kemudian dipagari dengan Prinsip Gerakan KAMMI. Sehingga, gerakan KAMMI ini mempunyai bargaining position seperti yang saya katakan diatas. Gagasan yang dimiliki Gerakan KAMMI Malang ini akan menjadi pertimbangan dalam memutuskan kebijakan-kebijakan daerah. Gagasan gerakan KAMMI Malang ini dijual kepada mahasiswa-mahasiswa yang ada di universitas Malang. Pernah kemudian, strategi ini kita buat di komisariat UIN, walaupun agak sedikit pragmatis tapi kemudian sangat berpengaruh sekali. Kita ketahui sekali, bahwa bendera Komisariat UIN ini tidak ada yang tersisa. Sehingga, tanpa melalui prosesi syuro dan diputuskan secara sepihak untuk menganggarkan pembelian bendera. Jadi, sekian banyak ide yang kita jual itu terpental mentah-mentah. Namun ketika kita menggunakan ide ini, ternyata yang mendaftar saat Pelatihan Kepemimpinan (baca : DM1) melonjak dari tahun sebelumnya. Cukup mencengangkan.
Yang ketiga adalah membuat jaringan dengan lintas gerakan mahasiswa. Sejatinya seluruh gerakan mahasiswa ini mempunyai satu titik kesamaan yaitu mengawal kebijakan pemerintah agar pro dengan rakyat. Itu yang kemudian mewajibkan kita untuk membuat jaringan komunikasi antar gerakan mahasiswa lainnya. Mungkin kita bisa belajar kepada HMI yang pandai mengadvokasi, dalam manajemen isu, dan dalam manajemen aksi (Studi kasus di UIN Malang). Atau kemudian kita bisa belajar kepada PMII,IMM, dan pergerakan mahasiswa lainnya.
Yang keempat adalah pembagian masyarakat. Kita mencoba mengenali masyarakat dalam berbagai stratanya. Ada yang kemudian strata pendidikannya sangat kurang, maka gerakan KAMMI ini menggunakan metode seperti apa. Ada yang memiliki strata pendidikan yang sangat tinggi, maka gerakan KAMMI ini menggunakan metode seperti apa. Sehingga diharapkan, seluruh gagasan dari gerakan KAMMI Malang bisa diterima hingga ke kalangan grass root. Dan kita mampu menciptakan cita-cita dan ide besar ini
Mau dibawa kemana Gerakan KAMMI Malang ?? Tanyakan kepada kader-kader KAMMI Malang
Comments
Post a Comment
thank's for your comentar,bro !!!