By : Muhammad Saifullah Robbani (Penulis, Anggota Longor Community, Ketua Umum Komisariat KAMMI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Periode 2012-2013, Jurusan Teknik Informatika, 2009)
Semenjak saya masuk hingga sekarang, sudah hampir 3 tahun saya kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dan sejak itu pula Eksekutif Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengalami pergantian nama, tanpa ada esensi yang mendasar dari sana. Dari namanya BEM-U hingga sekarang adalah DEMA-U, sama sekali tidak ada pengaruh yang besar sama sekali dari pergantian nama tersebut.
Awalnya, saya ingin memberi judul tulisan ini dengan 'BEM-U UIN, Mana Kontribusimu !!!!', tapi ternyata setelah saya buka kembali draft Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) terbaru, sepertinya tidak ada tercantum nama BEM-U disana, yang ada hanya Republik Mahasiswa. Daripada sayangotot untuk memakai nama BEM-U UIN dan nantinya pasti akan diketawain oleh mahasiswa-mahasiswa yang paham dengan draft Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) ini, makanya tidak saya gunakan judul tersebut.
Selama dalam kurun 3 tahun terakhir ini, kontribusi dari Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) sangatlah kurang. Bahkan saya berani memvonis kalau Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) ini sama sekali tidak ada kontribusinya kecuali muncul saat OPAK (baca: OSPEK MABA). Saya tidak melihat adanya pencerdasan dari Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) untuk mahasiswa, kecuali hanya pencerdasan saat pemilu saja. Dan itu dilakukan oleh sebagian orang-orang untuk mengeksistensikan dirinya agar tetap bercokol di Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN).
Saya memang mengapresiasikan kepemimpinan Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) dibawah kepemimpinan Mas Aam (2011-2012). Diakhir kepemimpinannya, Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA-U) mengadakan seminar nasional dengan menghadirkan Tuanku Guru Bajang (Gubernur NTB) dan sempat mengadakan acara perkumpulan BEM Nasional beberapa hari di UIN.
Setelah itu, tidak ada lagi agenda-agenda yang mencerdaskan mahasiswa. Maka saya mengatakan wajar, jika PEMIRA tahun ini hanya 20 % mahasiswa yang mencoblos, dan 80 %nya tidak tahu entah hilang kemana. Mosi tidak percaya kepada Republik Mahasiswa sepertinya sudah hampir diambang batasnya. Dan mungkin, saya bisa memperkirakan 20 % ini adalah mahasiswa baru (karena memang bidikan terhangat), dan mahasiswa aktifis yang peduli dengan Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) ini.
Jika melihat dalam draft Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) tentang Anggaran Dasar (AD) Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) Bab III di pasal 7 dan 8, Republik Mahasiswa itu bertanggung jawab dalam terbinanya intelektualitas, spiritualitas, profesionalitas, dan minat bakat mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim. Maka sudah sewajarnya, Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) ini mengadakan seminar-seminar,diskusi-diskusi bahkan seharusnya kebijakan-kebijakan Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) ini juga harus menekankan aspek spiritualitas.
Bahkan didalam AD Bab III pasal 8 tentang Usaha, disitu Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) menjelaskan usaha dari berbagai tujuan yang terlampir di dalam AD Bab III pasal 7 tadi. Ada beberapa poin yang tercantum didalam pasal 8 tentang usaha-usaha dalam pencapaian tujuan:
1. Meningkatkan Mutu Religiusitas
2. Meningkatkan Potensi Ilmiah Mahasiswa
3. Meningkatkan Bakat dan Minat Mahasiswa yang Bersifat Akademis
4. Meningkatkan Kesejahteraan Mahasiswa
5. Meningkatkan Pengabdian Masyarakat secara Umum
6. Meningkatkan Penelitian Ilmiah
Dari enam poin diatas, saya tidak melihat adanya peningkatan mutu religiusitas, saya juga tidak melihat adanya peningkatan potensi ilmiah mahasiswa (LKTI langsung di-handle oleh Jurusan). Atau bisa saya katakan tidak ada peningkatan dalam keenam poin tersebut.
Jika dalam satu tahun kedepan, Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) tidak melihatkan kontribusinya kepada seluruh anggota Republik Mahasiswa (baca : mahasiswa), maka siap-siap akan ada mosi tidak percaya yang jauh lebih besar dari anggota Republik Mahasiswa. Dan ketika tujuan-tujuan dari Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) ini tidak terpenuhi, biarkan KAMMI UIN MALIKI saja yang akan menggantikan peran Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN). Karena, percuma mereka (orang-orang yang terpilih dan duduk di Republik Mahasiswa UIN) setelah dilantik tapi tidak punya kontribusi yang nyata untuk mahasiswa. Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN), bisa saya katakan adalah Republik Musiman UIN (RM-UIN) karena kerjanya saat menjelang PEMIRA saja.
Dan dengan munculnya mosi tidak percaya kepada Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) bisa kemungkinan besar, pemilihan umum akan turun menjadi 10 %, karena Republik Mahasiswa UIN (RM-UIN) tidak bisa memberi kepuasan penuh untuk anggotanya. Dan angka 10 % bagi KAMMI UIN MALIKI itu adalah angka yang tidak terlalu besar untuk mengganti peran Republik Mahasiswa UIN (RM-UIn) !!!
Salam untuk ketua terpilih DEMA-U, SEMA-U...Jika anda mampu memberikan kontribusi yang terbaik untuk kampus ini, KAMMI akan sepenuhnya mendukung anda, tidak melihat anda dari organisasi apapun. Karena KAMMI murni ingin memberikan yang terbaik untuk Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim ini. (Tolong kalau bisa teman-teman dari uin untuk di SHARE, biar nyampe ke ketua terpilih DEMA-U dan SEMA-U)
Comments
Post a Comment
thank's for your comentar,bro !!!