Apa yang ada dibenak kita ketika mendengar kata "ROMANTISME"? kesenangankah? kegalauankah? berbunga-bungakah hati kita begitu mendengar kata "ROMANTIS"? Atau justru seperti kisah Abu Thalhah bersama Istrinya ketika anaknya meninggal? Istri Abu Thalhah berkata : "Wahai suamiku, jika kita dititipi oleh seseorang sebuah barang, dan pemilik itu menitipkan kepada kita barang tersebut dengan sangat lama sehingga barang tersebut sudah seperti barang kita, kita jaga bersama,kita rawat bersama. Namun suatu ketika pemilik barang tersebut kembali dan meminta barang tersebut. Bagaimana perasaanmu wahai Abu Thalhah?" Lalu Abu Thalhah menjawab : "Jika itu milik dia, ya harus kita kembalikan, dan mau bagaimana lagi itu bukan hak kita." Kemudian Istrinya meneruskan : "Tadi sore, anak kita telah diambil oleh Allah ketika engkau dalam perjalanan pulang dari jihad".
Atau kemudian kisah Hasan Al-Banna yang ketika itu ia harus meninggalkan anaknya yang sakit demi mengisi pengajian di lain kota. Istri Hasan Al-Banna : "Wahai abi, akankah engkau akan berangkat mengisi pengajian sedangkan anakmu sakit?". "Wahai umi, di rumahkan masih ada kakek yang siap jika anak kita ada apa-apa". Hasan Al-Banna kemudian tetap berangkat dan mengisi pengajian tersebut. Pastinya hati seorang ayah tentu akan iba jika anaknya sakit, namun kemudian ia harus mengorbankan anaknya dan mengisi pengajian tersebut.
Atau kemudian kisah Hasan Al-Banna yang ketika itu ia harus meninggalkan anaknya yang sakit demi mengisi pengajian di lain kota. Istri Hasan Al-Banna : "Wahai abi, akankah engkau akan berangkat mengisi pengajian sedangkan anakmu sakit?". "Wahai umi, di rumahkan masih ada kakek yang siap jika anak kita ada apa-apa". Hasan Al-Banna kemudian tetap berangkat dan mengisi pengajian tersebut. Pastinya hati seorang ayah tentu akan iba jika anaknya sakit, namun kemudian ia harus mengorbankan anaknya dan mengisi pengajian tersebut.
Atau kemudian kisah dari Juru Bicara Hamas yang berkesempatan datang ke Indonesia, padahal juru bicara tersebut telah kehilangan anak dan istrinya ketika sedang berada di bandara menuju Indonesia. Ketika akan tampil untuk memberikan taujih justru tidak diliputi kesedihan, ia terlihat dari cara berpakaian yang sangat perlente(high class), kemudian iseng-iseng saya bertanya kepada Syaikh Juru Bicara Hamas tersebut : "ya Syaikh, antum baru saja kehilangan seorang istri dan anak, tapi kenapa dari rautmu tidak ada sedikitpun kesedihan?" Lantas apa jawab Syaikh dari Hamas tersebut : "Kenapa harus bersedih? Apakah kesedihan akan mengembalikan anak dan istri saya kembali di sisiku?" SubhanaLLAH....(cuplikan taujih dari Ust.Rofi' Munawwar, Lc ketika MABIT AKBAR KADER DAKWAH Se-Malang Raya)
Jadi, sebenarnya ROMANTISME itu tidak hanya kesenangan,kegalauan, atau berbunga-bunga hati. Arti Romantisme jauh lebih global daripada yang kita pahami. Romantisme adalah kesedihan,kebimbangan, kesenangan, kegelisahan. Tergantung bagaimana kita mengartikan romantisme tersebut sesuai dengan konteks yang ada.
Ketika saya membaca artikel mengenai romantisme gerakan mahasiswa, saya masih belum memahami apa arti dari judul romantisme gerakan mahasiswa. Setelah saya mendengarkan taujih ust.Rofi' Munawwar ternyata makna romantisme itu jauh lebih besar dari yang saya pahami.
Kawan-kawan KAMMI UIN MALIKI Malang yang saya cintai, mungkin diantara kita ada yang baru mencicipi manis,asam,pahitnya bergabung di dalam barisan organisasi dakwah mahasiswa ini. Mungkin juga ada yang sudah makan asam garam di dalamnya. Dan tentunya kita semua mengalami yang namanya romantisme gerakan yang mempengaruhi emosi kita. Disaat kita senang, disaat kita saling emosi bahkan saling serang argumen dalam syuro, itulah justru keindahannnya. Disitulah letak romantisme sebuah gerakan.Ketika kita bersama-sama mengadakan sebuah seminar, kita merasakan betapa beratnya dakwah kita ini sesungguhnya harus pontang-panting cari dana. Kesana kemari menghubungi pemateri agar bisa tenang. Disitulah letak romantisme sebuah gerakan.
Atau ketika kita mengagendakan sebuah acara, semuanya sudah fix, pemateri,susunan acara,panitia pun sudah 'Qum 'dari tidurnya. Tiba-tiba kemudian acara dicancel ternyata ada kesalahan teknis yang justru sangat kecil untuk kita pikirkan. Terpaksa kita hubungi lagi pemateri dan mengatakan : "Afwan pak, acaranya ditunda karena ada bla...bla..bla...". Itu juga sebuah romantisme gerakan ini. Kita sadar bersama tentunya.
Namun yang menjadi penting dari semuanya itu adalah bagaimana kita membaca romantisme gerakan tersebut? Kita sadar dan paham betul, KAMMI UIN MALIKI Malang punya kader yang tidak sedikit, sehingga setiap person mempunyai pembacaan sendiri terkait romantisme tersebut. Ada yang mengatakan bahwa KAMMI UIN MALIKI Malang ini ternyata mengecewakan ya. Atau kemudian ada yang mengatakan, ternyata KAMMI tuh ga profesional blas ya. Begitulah kader-kader yang kita punya, pembacaan mereka terkait romantisme gerakan ada yang belum dewasa, ada yang paham tapi terkadang penyikapannya belum dewasa, ada yang tidak paham tapi penyikapannya dewasa, atau ada kader yang paham dan dewasa dalam menyikapi romantisme gerakan tersebut.
Hal yang paling dasar dalam membaca romantisme gerakan yang perlu dipahami adalah bahwa gerakan KAMMI ini bukanlah gerakan atau kumpulan malaikat, sehingga kesalahan-kesalahan adalah sebuah hal yang wajar, tapi bukan untuk pemaafan sebuah kesalahan. Idealis kita tetap diatas rata-rata, namun realitas tetaplah realitas. Kedua, hal yang paling dasar selanjutnya adalah ketegaran, suatu saat nanti mungkin kita akan mengalami malu yang sangat besar. Entah itu kita sudah menghubungi pemateri, eh ternyata acara tersebut harus di-cancel. Kalau kita menyikapi romantisme gerakan ini tanpa sebuah ketegaran, maka sungguh kader-kader akan kecewa dan tentu meninggalkan KAMMI.
Kawan-kawan KAMMI UIN MALIKI yang saya cintai, dengan bergabungnya antum di barisan dakwah ini, itu tidak akan mempengaruhi kemenangan dakwah kita di UIN, selama ALLAH belum menakdirkan dakwah di UIN itu menang, atau dengan keluarnya antum dari barisan dakwah ini, itu juga tidak akan mempengaruhi kekalahan dakwah kita di UIN, sekali lagi, SELAMA ALLAH BELUM MENAKDIRKAN DAKWAH DI UIN ITU KALAH, KAMMI dengan antum atau tidak dengan antum akan senantiasa terus berjuang demi KEMENANGAN DAKWAH di UIN. Saat ini kita masih dalam proses perjuangan, tidak ada istirahat selama dakwah di UIN ini belum menang.
Dan terakhir, semuanya harus kembali kepada ALLAH....
Untuk kawan-kawan KAMMI UIN MALIKI '09, romantisme gerakan akan terus bersama kita, tentu kita akan salaing bergesekan diantara satu sama yang lainnya. Tapi yakinlah, justru itu akan meneguhkan dakwah kita di UIN ini. Semoga ALLAH merahmati kita semua, memberkahi setiap agenda-agenda dakwah. Untuk jundi-jundi KAMMI UIN MALIKI Malang, tetaplah berjuang sampai ALLAH menilai antum sebagai pejuangNya, tetaplah berbuat kebaikan sampai ALLAH menilai antum sebagai KHALIFATU FIL ARDH yang sesungguhnya....
Salam Ketua Umum -Saifullah Robbani-
Ketika ukhuwah mendapat ujian, ketika agenda-agenda saling bertabrakan, Ketika banyak tantangan dan ujian,.
ReplyDelete...
Itu semua pilihan, yang pasti ROMANTISME itu telah membuat mereka dewasa, mempererat ikatan hati mereka, mengekalkan cinta-Nya, bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan...