Skip to main content

Barisan Sakit Hati Politik # Seri Pemenangan PEMILWA UIN

Dalam waktu yang dekat ini, UIN MALIKI Malang akan menghelat Pemilu Raya Mahasiswa (PEMIRA). Dalam kancah perpolitikan kampus UIN, sejatinya terdapat dua partai besar, karena memang 2 kutub itulah yang sering membuat suasana panas dalam perpolitikan kampus. Tidak ada partai kecil yang hanya untuk memecah suara. Jadi, masyarakat kampus (yang memang merasa mahasiswa idealis) dipaksakan untuk memilih salah satu partai dari keduanya.

Nah, mungkin diantara kita ada yang belum tahu kira-kira siapa saja yang menjadi kontestan partai tersebut ? Kita mulai dari partai yang paling terbesar di UIN, PKDM (Partai Kebangkitan Demokrasi Mahasiswa). Partai ini hakikatnya adalah masih menjadi pemegang hegemoni perpolitikan kampus UIN. Selama beberapa tahun kebelakang ini, kampus dikuasai oleh rezim PKDM. Kalau melihat perpolitikan di kampus, sebenarnya tidak terlihat secara esensinya demokrasi. Karena, masih banyak kecurangan-kecurangan politik di dalamnya. Karena memang tidak terlihat oleh publik, jadi masih bisa ditutupi.

Partai besar lainnya adalah Partai Pencerahan. Hemat penulis, munculnya partai ini adalah untuk menyeimbangkan suasana demokrasi kampus. Dengan adanya partai ini, seolah untuk melengkapi sistem demokrasi. Sebab, kalau hemat penulis, Partai besar ini hadir sebagai penggembira saja, agar terlihat seolah demokrasi. Atau mungkin, kita melihat PKDM ini diusung oleh pergerakan mahasiswa yang mayoritas di UIN yaitu PMII. Sedangkan untuk partai pencerahan ini diusung oleh pergerakan mahasiswa yang sisa-sisa yaitu KAMMI,HMI, dan IMM.

Dengan konteks diatas, mungkin pada PEMILWA kali ini, akan muncul sebuah gerakan-gerakan sakit hati oleh politik. Seperti pada kasus pemilu negara tahun lalu dengan munculnya Gerindra, Hanura, dan pada tahun ini kita melihat Surya Paloh dengan NasDem-nya. Mereka semua ini, kalau penulis lihat adalah adalah barisan sakit hati politik dari Golkar.

Maka, dengan konteks diatas, sesungguhnya di UIN ini akan terbentuk dengan yang namanya barisan sakit hati. Mungkin teman-teman dari HTI akan membuat/mewacanakan partai baru. Jadi mereka sebenarnya kecewa dengan peraturan-peraturan yang dibentuk oleh rezim mahasiswa saat ini. Begitu juga dengan Gerakan Pewaris Negeri, ini penulis dengar dari pewacanaan teman-teman yang berideologi Muslim Negarawan , munculnya Gerakan Pewaris Negeri ini sebenarnya lebih tepatnya adalah seperti NasDem saat ini dan Partai Gerindra pada awalnya (karena sesungguhnya Gerindra ini adalah sebuah gerakan proletar). Jadi mereka menggunakan basis pluralitas dan profesionalitas.

Ketika barisan sakit hati ini diterapkan dalam tatanan kampus, yang menjadi pertanyaan besar adalah Mampukah kemudian partai dan gerakan yang sakit hati oleh politik ini menciptakan poros tengah yang mampu memecah suara dari PKDM dan Partai Pencerahan ?? Kita sekarang mungkin hanya bisa mengasumsikan saja. Melihat teman-teman yang berideologi Muslim Negarawan ketika dirinya sudah siap dengan segala hal, maka Gerakan Pewaris Negeri ini bukan sekedar gerakan namun partai. Mereka bukan hanya mencalonkan dari kalangan mereka saja. Akan tetapi mereka akan mencoba mencalonkan teman-teman yang dikira profesional dalam bidangnya.

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda