Skip to main content

Komunikasi Politik #Seri Pemenangan PEMILWA UIN

Kawan-kawan sekalian,,, ada sesuatu yang ingin kita diskusikan sekarang. Ini terkait dengan eksistensi saudara muslim di Indonesia. Entah percaya atau tidak, sungguh kaum mayoritas muslim di Indonesia telah menapaki jalan ketimpangan oleh pemerintah. Kaum mayoritas bukan lagi menjadi sosok yang menakutkan bagi kaum minoritas. Maka dari itu, berbahagialah kita di dalam sistem demokrasi ini, karena sesungguhnya saat ini hanya demokrasilah yang mampu menginternalisasikan islam secara menyeluruh.
    
Sedikit saya akan mencoba untuk mendiskusikan mengenai apa itu komunikasi politik. Perlu diketahui kawan-kawan sekalian, bahwa komunikasi politik itu sangat penting, dengan komunikasi politik pun agama ini bisa eksis. Walaupun sesungguhnya Allah akan selalu membantu agama ini. Namun dalam sejarah islam, komunikasi politik pernah dilakukan oleh rasulullah. Pada saat perjanjian Hudaibiyah misalkan; disitu para sahabat mulai tidak terima karena sesungguhnya ini sangat merugikan islam. Akan tetapi yang namanya Nabi, mungkin ia lebih tahu dibanding para sahabatnya (Allah wa rasuluhu 'Alam). Ternyata dibalik semua itu ada benarnya. Proyek penyebaran islam menjadi lebih meluas, tidak hanya di jazirah arab saja. Bebas menunaikan agama islam. Dan Tidak ada teror dari quraisy (Wikipedia). Sesungguhnya perjanjian ini adalah awal kehancuran dari kota makkah dan kemenangan bagi Islam.Pada saat rentang waktu perjanjian hudaibiyah, rasulullah juga melakukan komunikasi politik terhadap kerajaan-kerajaan di afrika; ethiopia,mesir dan raja lain-lainnya untuk masuk islam Ataupun jikalau tidak mau masuk islam, Rasulullah meminta untuk menjadi pendukungnya saja.
     Saat ini di UIN Malang, seharusnya bagi kita adalah melakukan komunikasi politik dengan pihak-pihak terkait. KAMMI UIN Malang yang kadernya belumlah banyak, ini bisa diharapkan untuk memasifkan komunikasi politik antar OMEK, antar UKM-UKM yang ada, antar HMJ-HMJ yang ada, ataupun dengan BEM-U. Tidaklah mengapa jikalau mereka mengatakan bahwa KAMMI UIN ini bermaksud menjilat, namun sesungguhnya yang perlu diketahui KAMMI UIN ini melakukan komunikasi politik bukan untuk keeksisan dirinya. Dalam ideologi KAMMI, kader KAMMI melakukan komunikasi politik adalah untuk melakukan solusi islam. Walaupun kita tahu bahwa di UIN itu semuanya sudah islam termasuk solusinya. Namun apakah hal ini menampik bahwa UIN ini sudah benar-benar islam ? Sesungguhnya jikalau ada kader KAMMI yang melakukan komunikasi politik namun hanya untuk dirinya, maka dia masih belum memahami 100% dari ideologi KAMMI itu sendiri.
     Dan ini mudah-mudahan tidak seperti yang saya pahami bahwa KAMMI UIN Malang ini melakukan komunikasi politik jika saat mendekati PEMIRA atau PEMILWA. Mungkin ini yang bisa menimbulkan stigma negatif dari masyarakat kampus kepada KAMMI bahwa sesungguhnya KAMMI memang penjilat (Na'udzubillah).

Wallahu a'lam bisshowab.
(Dikutip dari beberapa pemikiran,ide-ide klasik, dan potongan-potongan literatur)

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri.

Prinsip 2 # Seri Ushul 'Isyrin

"Al-Quran yang mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta'asuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah suci melalui rijalul hadits (perawi hadits) yang terpercaya." Pasal yang kedua ini, Ustadz Hasan al-Banna memberikan tentang landasan berpikir manusia. Memberikan landasan tentang kesempurnaan Islam. Setelah kita memahami kesempurnaan Islam, maka seyogyanya kita juga harus memahami landasan kenapa kita harus sempurna islam kita. Karena sesungguhnya, dua kitab itulah yang menjadikan Islam ini jauh lebih sempurna ketimbang agama yang lainnya. Ajarannya yang suci tidak lepas dari peran kedua kitab ini. Kitab ini juga yang menjadi wasiat Rasulullah ketika akan meninggal. Adakah yang lebih berharga daripada al-Quran dan as-Sunnah ketika rasulullah wafat ? Allah berfirman dalam surat an-Nisa : 59