Skip to main content

Penggombal Cinta

Tak perlu aku menggambarkan bagaimana cintaku kepadamu, karena aku bukan pelukis cinta.
Tak perlu aku menuliskan puisi-puisi cinta untuk ku kirimkan kepadamu, karena aku bukan penyair cinta.
Tak perlu aku mendongengkan cerita-cerita romantis agar kau mencintaiku, karena aku bukan pendongeng cinta.
Tak perlu aku menyanjungmu dengan kata-kata romantis yang indah, karena aku bukan penggombal cinta

Aku akan mencintaimu tanpa lukisan
Tanpa menuliskan puisi-puisi cinta
Tanpa mendongengkan cerita-cerita romantis
Tanpa menyanjungmu dengan kata-kata indah

Aku akan mencintaimu dengan diamku
Dengan pengabdianku
Dengan meyakini bahwa kau ada disini untukku
Dengan kebaikan-kebaikanku untukmu

Karena cinta adalah kata kerja
Ia tidak butuh lukisan untuk menggambarkannya
Ia tidak butuh puisi-puisi untuk menuliskannya
Ia tidak butuh cerita-cerita romantis untuk mendongengkannya
Ia tidak butuh kata-kata romantis untuk memberikan sanjungan

Karena cinta adalah kerja dalam diam

Comments

  1. Wah, kalau cinta hanya kerja dalam diam ga ada sensasinya dong. Hampa, mencintaikan bukan seperti tukang bangunan yang tiba-tiba tanpa kata jadi deh bangunannya. Mencintai juga harus diungkapkan Cak dalang.
    Seperti kata Rasulullah,"Apabila seseorang mencintai saudaranya (seagama)maka hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa dia mencintainya." (HR. Abu Daud & Tirmidzi)

    ReplyDelete

Post a Comment

thank's for your comentar,bro !!!

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda