Skip to main content

Ujian untuk Kejayaan Ikhwan

By : Ustadz Zulfi Akmal

Tanggapan guruku terhadap peristiwa yang terjadi di Mesir:

Jangan merasa sedih dan kecewa terhadap apa yang terjadi. Kondisi semacam ini mesti terjadi. Saya tidak ragu sedikitpun sebelumnya kalau Allah akan menurunkan bala' seperti ini.

Karena Islam ini tidak akan mungkin mengalami kejayaan (tamkin) di permukaan bumi sementara umatnya belum dibersihkan dan disaring (di-tamhish). Hati dan jiwa masih berpecah. Pemahaman dan persepsi terhadap cita-cita masih belum menyatu. Kemunafikan masih bertebaran. Dosa-dosa dan kesalahan tersembunyi barangkali masih banyak.

Kalau pertolongan diturunkan dalam kondisi begini, setiap orang akan mengakui bahwa merekalah pahlawan, merekalah yang berada dalam kebenaran, sehingga orang akan ragu tentang al-haq.

Untuk itu Allah perlu menurunkan ujian yang akan memperlihatkan siapa kita-kita ini sebenarnya. Ujian yang akan memisahkan dan mengelompokkan umat ini menjadi tiga kelompok saja. Pendukung kebenaran (ahlul haq), pendukung kebatilan (ahlul bathil) dan manusia yang tidak jelas pendirian (munafik).

ليميز الله الخبيث من الطيب

"Supaya Allah memisahkan golongan yang buruk dari yang baik...."

Saksikanlah pada hari ini, itu semua mulai terkuak. Kalau tidak ada kejadian ini apakah mungkin umat ini akan mengetahui siapa penjahat sebenarnya? Siapa munafik sesungguhnya? Dan siapa pendukung kebenaran hakiki?

Peristiwa-peristiwa ini berfungsi bagaikan memisahkan emas dari logam yang lain. Harus dipanaskan sampai titik semuanya mencair. Ketika sudah cair baru disiram dengan zat yang bisa memisahkan antara logam-logam itu. Maka ketika itu akan tinggallah emas murni dan tercampaklah yang bukan emas. Untuk itu semua butuh pengorbanan yang sangat menyakitkan.

Ketika sudah bersih barulah Allah menurunkan pertolongan-pertolongan yang luar biasa, yang akan membuat semua mata terbelalak. Di saat itu ahlul haq akan tersenyum gembira, dan ahlul batil akan menyesal. Tapi ingat, yang paling mencengangkan, hati dua golongan yang tercampak akan tetap dipenuhi kebencian sekalipun kebenaran sudah di depan mata, bahkan akan semakin parah, sampai mereka menyaksikan neraka dengan mata kepala sendiri.

Ananda, banyaklah mentadabburi al Qur'an dan sirah perjalanan dakwah para rasul. Kamu akan temui apa yang aku katakan di sana.

Link referensi : http://www.pkspiyungan.org/2013/07/ujian-untuk-kejayaan-ikhwan.html dan https://www.facebook.com/zulfiakmal?hc_location=stream

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri.

Prinsip 2 # Seri Ushul 'Isyrin

"Al-Quran yang mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta'asuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah suci melalui rijalul hadits (perawi hadits) yang terpercaya." Pasal yang kedua ini, Ustadz Hasan al-Banna memberikan tentang landasan berpikir manusia. Memberikan landasan tentang kesempurnaan Islam. Setelah kita memahami kesempurnaan Islam, maka seyogyanya kita juga harus memahami landasan kenapa kita harus sempurna islam kita. Karena sesungguhnya, dua kitab itulah yang menjadikan Islam ini jauh lebih sempurna ketimbang agama yang lainnya. Ajarannya yang suci tidak lepas dari peran kedua kitab ini. Kitab ini juga yang menjadi wasiat Rasulullah ketika akan meninggal. Adakah yang lebih berharga daripada al-Quran dan as-Sunnah ketika rasulullah wafat ? Allah berfirman dalam surat an-Nisa : 59