Skip to main content

Orasi Ust. Hilmi Aminuddin dalam Aksi di Gasibu Bandung

Orasi Ust. Hilmi Aminuddin

(Dalam Aksi Solidaritas utk Mesir di Lapangan Gasibu Bandung, 16/8/2013)

Kita tidak meratapi para syuhada di Mesir, karena mati syahid menjadi doa kita sehari-hari “allohumma amitna ‘alasyahadti fii sabiilik” dan menjadi cita-cita tertinggi kita “ almautu fii sabiilillahi asmaa amaaniina”, mereka telah memenuhi janjinya dan sudah mencapai cita-cita tertinggi dalam hidupnya.

Yang kita ratapi kebiadaban bangsa Mesir terhadap saudaranya sendiri, padahal mesir adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim

Ummat Islam hanya ingin ikut serta dalam Demokrasi, kita tidak melihat Demokrasi sebagai idiologi, tapi sebagai sebuah peluang dan sarana untuk berkompetisi menegakkan kebenaran, tapi ketika dalam kompetisi Demokrasi itu dimenangkan oleh pihak Islam selalu ada pihak yang tidak rela, di Turki  dua kali dikudeta oleh militer, sekarang di Mesir, padahal kita rela siapapun yang menjadi pemenang dalam berkompetisi, kita ikhlas dari pihak manapun yang memenangkannya, tapi ketika kita memenangkan banyak yang tidak rela, mari kita berdemokrasi secara fair.

Sebelum perjanjian camDavid Amerika harus mengeluarkan biaya pengamanan sekitar 150 ribu milyar dolar Amerika per/tahun, tapi setelah terjadi perjanjian CamDavid dengan para pengkhianat di Mesir, maka biayanya menurun jadi hanya 15 milyar dolar/tahun

Militer Mesir banyak yang dikader oleh militer Amerika, mereka mendapatkan beasiswa untuk sekolah militer di Amerika, sekarang jumlahnya sdh mencapai sekitar 18.000 orang yang sdh dikader oleh militer Amerika dan sdh banyak yang memegang komando, jadi mereka mengorbankan bangsanya sendiri karena ingin membalas budi.

Kita sedang terus memperjungkan agar masalah Mesir dibawa ke mahkamah internasional di Jenewa, kita akan terus mendesak mahkamah internasional agar Assisi pemimpin kudeta diadili di Mahkamah internasional.

Kita harus mengentikan kebiadaban kemanusiaan yang terjadi di Mesir dan mengembalikan kemerdekaan dan kebebasan bangsa Mesir.

DR. Yusuf Al Qardawi mengatakan : al hurriyyah qobla asy syarii'ah (kemerdekaan sebelum penegakkan syari'ah), karena ketika ada kemerdekaan dan kebebasan maka syari'ah bisa ditegakkan, kalau tidak ada kemerdekaan shalatpun harus sembunyi-sembunyi.

Allohu akbar walillahilhamd !
 sumber : http://www.pkspiyungan.org/2013/08/orasi-ust-hilmi-aminuddin-dalam-aksi-di.html

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 5 # Seri Ushul 'Isyrin

"Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya." Dalam pasal yang kelima ini, Hasan al-Banna ingin mengatakan bahwa semua pendapat imam yang tidak ada teks hukumnya boleh kita amalkan jika memang itu membawa kemaslahatan ummat. Dari sini juga, semua manusia bisa menggunakan ijtihadnya masing-masing. Jadi dalam mengambil keputusan yang didalamnya tidak mengandung atau tidak ada dalil sebagai landasan hukumnya, maka kita boleh mengambil pendapat imam yang kita yakini atau kita punya ijtihad sendiri.

Prinsip 2 # Seri Ushul 'Isyrin

"Al-Quran yang mulia dan sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta'asuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah suci melalui rijalul hadits (perawi hadits) yang terpercaya." Pasal yang kedua ini, Ustadz Hasan al-Banna memberikan tentang landasan berpikir manusia. Memberikan landasan tentang kesempurnaan Islam. Setelah kita memahami kesempurnaan Islam, maka seyogyanya kita juga harus memahami landasan kenapa kita harus sempurna islam kita. Karena sesungguhnya, dua kitab itulah yang menjadikan Islam ini jauh lebih sempurna ketimbang agama yang lainnya. Ajarannya yang suci tidak lepas dari peran kedua kitab ini. Kitab ini juga yang menjadi wasiat Rasulullah ketika akan meninggal. Adakah yang lebih berharga daripada al-Quran dan as-Sunnah ketika rasulullah wafat ? Allah berfirman dalam surat an-Nisa : 59