Skip to main content

Prinsip 18 #Seri Ushul ‘Isyrin

“Dan islam membebaskan akal pikiran dan memotivasi untuk melakukan telaah terhadap alam dan mengangkat derajat ilmu dan ulamanya sekaligus, dan menyambut kemashlahatan dan manfaat dari segala sesuatu. Dan hikmah adalah barang yang hilang dari orang mukmin, maka barang siapa mendapatkannya, ia adalah orang yang paling berhak atasnya”
Sesungguhnya akal adalah salah satu karunia terbesar dari Allah yang diberikan kepada manusia. Ia menjadi pembeda diantara makhluk-makhluk Allah yang lainnya. Melalui akal, Allah mengajari Nabiyullah Adam nama-nama benda yang ada di surga.
tA$s% ãPyŠ$t«¯»tƒ Nßg÷¥Î;/Rr& öNÎhͬ!$oÿôœr'Î/ ( !$£Jn=sù Nèdr't6/Rr& öNÎhͬ!$oÿôœr'Î/ tA$s% öNs9r& @è%r& öNä3©9 þÎoTÎ) ãNn=ôãr& |=øxî ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ãNn=÷ær&ur $tB tbrßö7è? $tBur öNçFYä. tbqãKçFõ3s? ÇÌÌÈ  
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (2:33)
Oleh karena itu, islam melarang manusia dari khurafat dan khayalan. Karena darinya, akal menjadi tidak digunakan untuk berfikir secara logis. Akhirnya muncul taqlid buta yaitu mengikuti sesuatu yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hal yang diikutinya. Padahal nantinya setiap apa yang diucapkan, apa yang dilihat, dan apa yang dirasakan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ  
dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (17:36)
Sesungguhnya islam telah mendorong orang islam untuk menggunakan akal untuk berfikir terhadap sesuatu yang seharusnya dipikirkan. Mendorongnya untuk mentadabburi dan bertafakkur atas makhluk-makhluk Allah yang lain. “Apakah engkau tidak melihat bagaimana unta diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan. Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan”(88: 17-20). Itu tidak lain agar manusia mengetahui betapa besarnya kekuasaan Allah jika dibandingkan yang lain. Robbana maa kholaqta haadza bathilan subhaanaka faqinaa adzaba an-nar. “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
Allah menjadikan alam semesta ini untuk kepentingan manusia. Kita harus melihat bagaimana alam semesta ini diciptakan? Bagaimana semut diciptakan? Untuk apa semut diciptakan? Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah boleh untuk ditelaah kecuali Sang Penciptanya. Karena akal kita tidak akan mampu untuk menjangkau semua itu.
Karena islam memberikan kebebasan terhadap akal untuk melakukan telaah, dan tadabbur terhadap apa yang telah diciptakan Allah dengan tidak serampangan, dan tidak ngasal. Akhirnya dari telaah akal terhadap segala sesuatu yang diciptakan Allah maka muncullah ilmu. Karenanya, ilmu ditempatkan ditempat tertinggi. Begitu juga orang-orang yang berilmu(ulama).
ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôètƒ tûïÏ%©!$#ur Ÿw tbqßJn=ôètƒ 3 $yJ¯RÎ) ㍩.xtGtƒ (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ  
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (39:9)
Kita pun juga mafhum bagaimana dulu Harun ar-Rasyid -  salah satu khalifah Bani Abbasiyah – menempatkan para ulama’ nya diatas para pejabatnya. Memberikan hadiah kepada ‘ulama yang mempunyai kontribusi besar terhadap islam ini. Rasulullah pun telah bersabda untuk mewajibkan orang-orang muslim untuk menuntut ilmu dari buaian ibu hingga ke liang lahat.
Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ  
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (58:11)
Ilmu bisa mendatangkan kita kepada dunia. Kita lihat bagaimana perkataan sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah tentang perbedaan ilmu dengan harta. Ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangkan harta akan dijaga terus oleh pemiliknya. Pemilik ilmu akan dihormati, sedangkan pemilik harta akan dikenali sebagai rakus dan tamak. Ilmu akan memberi syafaat bagi yang pemiliknya sedangkan pemilik harta akan dihisab, untuk apa harta yang telah dikumpulkannya?
Keterbukaan islam terhadap segala apapun yang membawa kemanfaatan dan kemashlahatan adalah bagian dari syari’at. Keterbukaan islam terkait kemanfaatan dan kemashlahatan itu didapatkan dari tela’ah orang-orang islam terhadap ilmu. Sehingga Ibnul Qayyim al-Jauzi berkata, “Dimana ada mashlahat disitu ada syariat Allah.” Karena segala kemashlahatan dan kemanfaatan dimanapun berada itu adalah hikmah adalah harta yang hilang dari seorang mukmin. Oleh karenanya ia berhak mengambilnya.
Wallahu a’lam

Comments

Post a Comment

thank's for your comentar,bro !!!

Popular posts from this blog

Prinsip 1 # Seri Ushul 'Isyrin

"Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih." - pasal 1 Ushul 'Isyrin - Terlihat nampak jelas oleh kita, bahwa sesunguhnya pemikiran yang dibawa oleh Hasan al-Banna ini ketika diawal adalah memahamkan islam terlebih dahulu. Hasan al-Banna dengan berbagai intepretasinya, menegaskan bahwa sesungguhnya kehancuran islam adalah pemahaman yang lemah terhadap islam. Makanya disini beliau mengawali langkahnya dengan Syumuliyatul Islam. Kebencian orang-orang yang benci terhadap islam semakin membesar. Oleh karena itu, orang-orang yang benci terhadap islam menyeru agar orang-orang islam jauh terhadap agama

Prinsip 3 # Seri Ushul 'Isyrin

"Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya" Ustadz Hasan al-Banna dalam pasal ini seolah mengatakan kepada kita bahwa kesempurnaan islam kita dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai efek samping yaitu Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah). Jadi Iman yang tulus, ibadah yang benar, mujahadah adalah efek samping dari kesempurnaan islam kita dengan landasan al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga menambahi bahwa Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah adalah cahaya bagi orang-orang yang keislamannya sudah sempurna. Ia juga sebuah kenikmatan yang ditan

Prinsip 10 # Seri Ushul Isyrin

Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa ta'wil dan ta'thil dan tidak juga memperuncing perbedaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya mencukupkan diri dengannya. "Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami (Ali-Imron : 7)'" Permasalahan dalam pasal 10 ini adalah tentang penafsiran kepada ma'rifat kepada Allah. Permasalahan ini muncul ketika mulai bermunculan aliran-aliran aqidah dalam islam, mulai dari qadariyah yang sepenuhnya percaya adanya takdir Allah dan mereka percaya bahwa segala sesuatu itu skenarionya suda