“Dan islam membebaskan akal pikiran dan memotivasi untuk melakukan
telaah terhadap alam dan mengangkat derajat ilmu dan ulamanya sekaligus, dan
menyambut kemashlahatan dan manfaat dari segala sesuatu. Dan hikmah adalah
barang yang hilang dari orang mukmin, maka barang siapa mendapatkannya, ia
adalah orang yang paling berhak atasnya”
Sesungguhnya akal adalah salah satu karunia terbesar dari Allah
yang diberikan kepada manusia. Ia menjadi pembeda diantara makhluk-makhluk
Allah yang lainnya. Melalui akal, Allah mengajari Nabiyullah Adam nama-nama
benda yang ada di surga.
tA$s%
ãPy$t«¯»t
Nßg÷¥Î;/Rr&
öNÎhͬ!$oÿôr'Î/
( !$£Jn=sù
Nèdr't6/Rr&
öNÎhͬ!$oÿôr'Î/
tA$s%
öNs9r&
@è%r&
öNä3©9
þÎoTÎ)
ãNn=ôãr&
|=øxî
ÏNºuq»uK¡¡9$#
ÇÚöF{$#ur
ãNn=÷ær&ur
$tB
tbrßö7è?
$tBur
öNçFYä.
tbqãKçFõ3s?
ÇÌÌÈ
Allah berfirman: "Hai Adam,
beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?" (2:33)
Oleh karena itu, islam melarang
manusia dari khurafat dan khayalan. Karena darinya, akal menjadi tidak digunakan
untuk berfikir secara logis. Akhirnya muncul taqlid buta yaitu mengikuti
sesuatu yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hal yang diikutinya. Padahal nantinya
setiap apa yang diucapkan, apa yang dilihat, dan apa yang dirasakan akan
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
wur
ß#ø)s?
$tB
}§øs9
y7s9
¾ÏmÎ/
íOù=Ïæ
4 ¨bÎ)
yìôJ¡¡9$#
u|Çt7ø9$#ur
y#xsàÿø9$#ur
@ä.
y7Í´¯»s9'ré&
tb%x.
çm÷Ytã
Zwqä«ó¡tB
ÇÌÏÈ
dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (17:36)
Sesungguhnya islam telah
mendorong orang islam untuk menggunakan akal untuk berfikir terhadap sesuatu
yang seharusnya dipikirkan. Mendorongnya untuk mentadabburi dan bertafakkur
atas makhluk-makhluk Allah yang lain. “Apakah engkau tidak melihat bagaimana
unta diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung,
bagaimana ia ditegakkan. Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan”(88: 17-20). Itu
tidak lain agar manusia mengetahui betapa besarnya kekuasaan Allah jika
dibandingkan yang lain. Robbana maa kholaqta haadza bathilan subhaanaka
faqinaa adzaba an-nar. “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
Allah menjadikan alam semesta ini
untuk kepentingan manusia. Kita harus melihat bagaimana alam semesta ini
diciptakan? Bagaimana semut diciptakan? Untuk apa semut diciptakan? Semua makhluk
yang diciptakan oleh Allah boleh untuk ditelaah kecuali Sang Penciptanya. Karena
akal kita tidak akan mampu untuk menjangkau semua itu.
Karena islam memberikan kebebasan
terhadap akal untuk melakukan telaah, dan tadabbur terhadap apa yang telah
diciptakan Allah dengan tidak serampangan, dan tidak ngasal. Akhirnya dari
telaah akal terhadap segala sesuatu yang diciptakan Allah maka muncullah ilmu. Karenanya,
ilmu ditempatkan ditempat tertinggi. Begitu juga orang-orang yang berilmu(ulama).
ö@è%
ö@yd
ÈqtGó¡o
tûïÏ%©!$#
tbqçHs>ôèt
tûïÏ%©!$#ur
w
tbqßJn=ôèt
3 $yJ¯RÎ)
ã©.xtGt
(#qä9'ré&
É=»t7ø9F{$#
ÇÒÈ
Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (39:9)
Kita pun juga mafhum
bagaimana dulu Harun ar-Rasyid - salah
satu khalifah Bani Abbasiyah – menempatkan para ulama’ nya diatas para
pejabatnya. Memberikan hadiah kepada ‘ulama yang mempunyai kontribusi besar
terhadap islam ini. Rasulullah pun telah bersabda untuk mewajibkan orang-orang
muslim untuk menuntut ilmu dari buaian ibu hingga ke liang lahat.
Æìsùöt
ª!$#
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
öNä3ZÏB
tûïÏ%©!$#ur
(#qè?ré&
zOù=Ïèø9$#
;M»y_uy
4 ª!$#ur
$yJÎ/
tbqè=yJ÷ès?
×Î7yz
ÇÊÊÈ
Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (58:11)
Ilmu bisa mendatangkan kita
kepada dunia. Kita lihat bagaimana perkataan sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahu
wajhah tentang perbedaan ilmu dengan harta. Ilmu akan menjaga pemiliknya,
sedangkan harta akan dijaga terus oleh pemiliknya. Pemilik ilmu akan dihormati,
sedangkan pemilik harta akan dikenali sebagai rakus dan tamak. Ilmu akan
memberi syafaat bagi yang pemiliknya sedangkan pemilik harta akan dihisab,
untuk apa harta yang telah dikumpulkannya?
Keterbukaan islam terhadap segala
apapun yang membawa kemanfaatan dan kemashlahatan adalah bagian dari syari’at. Keterbukaan
islam terkait kemanfaatan dan kemashlahatan itu didapatkan dari tela’ah
orang-orang islam terhadap ilmu. Sehingga Ibnul Qayyim al-Jauzi berkata, “Dimana
ada mashlahat disitu ada syariat Allah.” Karena segala kemashlahatan dan
kemanfaatan dimanapun berada itu adalah hikmah adalah harta yang hilang dari seorang
mukmin. Oleh karenanya ia berhak mengambilnya.
Wallahu a’lam
ceck2
ReplyDeletemantap.....
tulisan arabnya g kbaca
ReplyDelete